Spitzer menggunakan metode pengamatan yang bernama spektroskopi.
Metodo spektroskopi adalah cara pengamatan melalui panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh benda itu.
Dengan menggunakan metode ini, maka memungkinkan Spitzer untuk menngamati komposisi dan gerakan bintang dari jarak yang jauh.
Meski benda ruang angkasa yang diamati oleh Spitzer kebanyakan adalah debu, tapi pengamatan ini tetap penting, lo.
Debu-debu kosmik ini adalah pembungkus dari bakal bintang, yang bisa memberikan gambaran kerangka alam semesta.
Baca Juga: Di Planet Lain, Warna Langitnya Biru Seperti di Bumi Tidak, ya?
Pensiun Setelah 16 Tahun Bertugas
Teleskop Spitzer yang pensiun pada tahun 2020 menandakan bahwa teleskop ini sudah bertugas belasan tahun.
Jika dihitung, Spitzer ternyata sudah bertugas selama 16,5 tahun! Wah, lama juga ya, teman-teman.
Tahukah kamu? Awalnya Spitzer tidak dirancang untuk bertugas selama itu, lo.
Ketika diluncurkan, Spitzer hanya dirancang untuk bertugas selama dua setengah tahun saja.
Namun dengan teknologi canggih yang diberikan ilmuwan pada Spitzer, teleskop ini bisa bertahan hingga lebih dari 16 tahun.
Baca Juga: Ini Galaksi Terbesar di Alam Semesta, Ukuran 2,5 Kali dari Bimasakti
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | The Verge,NASA,space.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR