Bobo.id - Keadaan ruang angkasa, bentuk planet, bintang yang bersinar, bisa kita lihat dengan bantuan berbagai alat bantu yang ada di ruang angkasa, yang bisa dilakukan oleh teleskop.
Salah satu teleskop milik NASA yang melakukan tugas ini adalah teleskop bernama Spitzer.
Meskipun teleskop ini jarang terdengar, tidak seperti teleskop Hubble yang juga sudah pensiun, tapi Spitzer juga punya teknologi yang canggih dan tugas penting, nih.
Sayangnya, teleskop Spitzer harus pensiun atau tidak lagi bertugas setelah diluncurkan pertama tahun 2003 lalu.
Terhitung sejak tanggal 29 Januari 2020, teleskop Spitzer tidak lagi bertugas dan pada 30 Januari yang lalu, tim Spitzer membuat teleskop ini masuk dalam mode hibernasi.
Ketahui serba-serbi teleskop Spitzer dan hasil pengamatan yang berhasil dipotret oleh teleskop ini, yuk!
Baca Juga: Besok Ada Gerhana Matahari Cincin, Bolehkah Dilihat Tanpa Alat Khusus?
Spitzer, Teleskop Canggih NASA dengah Kamera Inframerah
Teleskop Spitzer diluncurkan pada 25 Agustus 2003 dari Florida, Amerika Serikat.
Tujuan dari misi peluncuran Spitzer adalah untuk membantu peneliti melihat alam semesta dalam sisi inframerah dari spektrum elektromagnetik.
Dengan cara ini, maka peneliti bis melihat sisi dingin dari bintang-bintang yang memancarkan cahaya.
Nah, karena ada misi khusus yang harus dijalankan oleh Spitzer, maka teknologi yang digunakan satelit ini pun lebih canggih.
Baca Juga: Dugaan Banyak Orang Salah, Warna Bintang yang Paling Panas Bukan Oranye! Ini yang Benar
Teleskop Spitzer sudah dilengkapi dengan kamera inframerah untu memotret sisi inframerah dari bintang maupun planet.
Misi yang dilakukan oleh Spitzer ini disebabkan karena mata manusia memang bisa merasakan cahay dari bintang.
Namun kadang ada bagian yang tidak bisa dilihat, sehingga ilmuwan membutuhkan alat bantu untuk menelitinya.
Spitzer Lebih Banyak Memotret Debu Ruang Angkasa
Dalam melakukan tugasnya, Spitzer lebih banyak melakukan pengamatan pada debu kosmik atau drbu ruang angkasa.
O iya, metode pengamatan yang dilakukan oleh Spitzer juga cukup berbeda dengan teleskop lainnya, nih.
Baca Juga: Keren, Ada 2 Benda Langit yang Diberi Nama dari Indonesia! Apa Saja?
Spitzer menggunakan metode pengamatan yang bernama spektroskopi.
Metodo spektroskopi adalah cara pengamatan melalui panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh benda itu.
Dengan menggunakan metode ini, maka memungkinkan Spitzer untuk menngamati komposisi dan gerakan bintang dari jarak yang jauh.
Meski benda ruang angkasa yang diamati oleh Spitzer kebanyakan adalah debu, tapi pengamatan ini tetap penting, lo.
Debu-debu kosmik ini adalah pembungkus dari bakal bintang, yang bisa memberikan gambaran kerangka alam semesta.
Baca Juga: Di Planet Lain, Warna Langitnya Biru Seperti di Bumi Tidak, ya?
Pensiun Setelah 16 Tahun Bertugas
Teleskop Spitzer yang pensiun pada tahun 2020 menandakan bahwa teleskop ini sudah bertugas belasan tahun.
Jika dihitung, Spitzer ternyata sudah bertugas selama 16,5 tahun! Wah, lama juga ya, teman-teman.
Tahukah kamu? Awalnya Spitzer tidak dirancang untuk bertugas selama itu, lo.
Ketika diluncurkan, Spitzer hanya dirancang untuk bertugas selama dua setengah tahun saja.
Namun dengan teknologi canggih yang diberikan ilmuwan pada Spitzer, teleskop ini bisa bertahan hingga lebih dari 16 tahun.
Baca Juga: Ini Galaksi Terbesar di Alam Semesta, Ukuran 2,5 Kali dari Bimasakti
Teleskop Spitzer Mampu Memotret dengan Lebih Detail
Biasanya, teleskop hanya bisa memotret keadaan bintang yang sangat panas.
Namun dengan menggunakan Spitzer, teleskop ini bisa memotret keadaan bintang yang paling dingin.
Caranya adalah dengan mengamati debu yang panjang gelombang inframerahnya lebih pendek.
Debu ini kemudian bersinar dari panas bintang yang memberikan sedikit suhu hangat ke debu itu.
Selain itu, Spitzer juga membantu mengungkap bahwa dahulu alam semesta lebih berat dibandingkan sekarang.
Nah, sekarang kita lihat, yuk, beberapa hasil pengamatan teleskop Spitzer!
Baca Juga: Lubang Hitam di Pusat Bimasakti 'Menendang' Sebuah Bintang, Ada Apa?
1. Double Helix Nebula, dihasilkan di pusat galaksi dengan perputaran 1.000 kali lebih banyak dari Matahari.
2. Sekelompok bintang yang terbentuk di Serpens South, kelompok bintang yang terdiri lebih dari 600 bintang muda.
Saat ini Spitzer harus pensiun karena teleskop ini sebenarnya tidak dirancang untuk melakukan tuhas hingga belasa tahun.
Selain itu, jarak teleskop Spitzer saat ini juga sudah terlalu jauh mengorbit dari Bumi.
Yuk, tonton video ini juga!
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | The Verge,NASA,space.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR