Menurut situs sains Wired, salah satu hal yang memengaruhi banyaknya jumlah belalang locust adalah air. Pada 2018, ada hujan deras dan angin topan yang melanda wilayah Afrika Timur di bulan Mei dan Oktober.
Meski air dari hujan itu bermanfaat untuk pertanian, namun populasi belalang locust juga bertambah.
Ketika wabah belalang menyerang Afrika tahun 2017, para petani di Afrika menangkapnya dan menjual belalang itu, karena di sana belalang juga banyak dinikmati sebagai makanan.
Pemerintah Tiongkok Menggunakan Bebek untuk Melawan Wabah Belalang
Kawanan belalang locust memiliki kemampuan terbang dan bermigrasi yang kuat, yaitu sejauh 152, 888 kilometer dalam sehari. Wah, ini hampir sama dengan jarak kota Jakarta dan Bandung, lo.
Belalang itu diketahui sudah mencapai Asia Barat dan Asia Selatan, seperti Oman, Iran, Yaman, Pakistan, dan India.
Wabah ini juga sampai ke Tiongkok, teman-teman, yaitu di perbatasan bagian barat di Xinjiang, yang berbatasan dengan Pakistan dan India.
Di sana, pemerintah Tiongkok mengirimkan 100.000 ekor bebek untuk melawan wabah belalang dan melindungi lahan pertanian.
Sebelumnya, bebek-bebek juga digunakan untuk membasmi belalang itu, dan disebut lebih efektif dibandingkan obat pembasmi hama, lo.
Baca Juga: Bebek-Bebek Ini Bekerja Menjadi Pembasmi Hama di Kebun Anggur
Lihat video ini juga, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Wired,BBC,Express UK |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR