Bobo.id - Ketika sakit, maka dokter akan memberikan obat, yang kadang terdiri dari lebih dari satu jenis obat.
Ada yang bentuknya cair, seperti sirup, maupun yang padat, bisa berupa pil, tablet, atau kapsul.
Untuk obat berbentuk cair, kita bisa dengan mudah menelannya seperti air. Namun untuk obat padat yang berbentuk pil, kadang kita kesulitan menelannya, nih.
Bahkan ada yang harus menelan obat sembari memakan makanan lain, seperti buah pisang.
Jika tidak dibantu dengan makanan lain dan hanya menelannya menggunakan air, obat bisa menyangkut di tenggorokan dan tidak tertelan.
Kira-kira mengapa obat padat seperti pil sangat sulit ditelan oleh beberapa orang, ya?
Ternyata ada beberapa alasan yang membuat obat sulit ditelan, nih, teman-teman.
Berhubungan dengan Psikologis
Hal pertama yang membuat menelan obat padat seperti pil, kapsul, maupun tablet terasa sulit berhubungan dengan psikologis seseorang.
Bisa saja seseorang memiliki ingatan masa lalu ketika mereka tersedak, kesulitan bernapas, maupun ada benda yang menyangkut di tenggorokan. Ini menyebabkan konsumsi pil tanpa membasahinya lebih dulu akan menempel di tenggorokan dan sulit ditelan.
Selain itu, otak kita juga diprogram untuk bisa menelan makanan dan cairan yang dikunyah terlebih dulu.
Namun pil yang teksturnya seperti kapur tentu berbeda dari segi sensorik dengan makanan dan minuman yang biasa kita konsumsi.
Akibatnya, otak secara tidak sadar akan mengartikan obat sebagai benda yang tidak pernah kita konsumsi sebelumnya sehingga membuat kita jadi tidak bisa menelan pil.
Baca Juga: Kurangi Konsumsi 4 Makanan yang Kurang Baik untuk Tulang Ini, yuk! Ada Makanan Favoritmu?
Teknik yang Berbeda saat Menelan Pil
Ada orang yang bisa dengan mudah menelan obat seperti pil, tapi ada juga yang kesulitan saat harus menelan obat padat.
Hal ini bisa saja disebabkan karena teknik atau cara berbeda yang digunakan oleh seseorang saat menelannya.
Siapa yang harus meletakkan obat di lidah lalu minum banyak air untuk menelan obat?
Baca Juga: Sudah Makan, Tapi Lapar Terus? 4 Cara Mudah Ini Bisa Bantu Kita Mengatasinya!
Mungkin ada juga yang harus membungkuk lebih dulu untuk membantu menelan obat padat tadi.
Berbagai cara atau teknik ini digunakan untuk membuka kerongkongan yang ukurannya mungkin lebih kecil dari orang lain.
Dengan ukuran kerongkongan yang lebih kecil ini juga bisa memengaruhi kemampuan kita untuk menelan obat, lo.
Ukuran Pil
Selain bentuknya yang berbeda-beda, ukuran setiap obat juga bisa berbeda, nih, teman-teman.
Semakin besar ukuran pil, maka biasanya akan semakin sulit ditelan.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan kalau ternyata pil yang berbentuk bulat lebih mudah ditelan daripada pil berbentuk silinder atau persegi panjang.
Nah, kalau teman-teman merasa kesulitan untuk menelan obat padat yang diberikan oleh dokter, maka kita bisa meminta alternatif obat lainnya yang berbentuk cair atau obat dengan ukuran yang lebih kecil.
Baca Juga: Yuk, Kurangi! 6 Makanan dan Minuman Ini Bisa Bikin Kerja Otak Jadi Melambat
Namun kita tetap harus memperhatikan, nih, karena jika kita menelan obat yang kecil dengan banyak air, obat ini bisa saja justru menempel di gusi maupun belakang gigi dan bukannya tertelan.
Disfagia
Selain berbagai faktor di atas, ternyata ada juga kondisi yang memang membuat seseorang kesulitan menelan obat, bahkan makanan atau minuman lainnya.
Kondisi ini disebut disfagia, yang merupakan gejala dari berbagai kondisi lain, yang bisa jadi merupakan gejala dari kondisi kesehatan tertentu.
Disfagia diartikan sebagai kesulitan menelan, yang berhubungan dengan kesulitan membedakan antara makanan dengan lidah, kesulitan mempertahankan kadar air lius, hingga kesulitan menyelesaikan proses menelan.
Baca Juga: Kehabisan Suplemen Vitamin C? Konsumsi 5 Buah Ini Agar Asupan Vitamin C Terpenuhi!
Akibatnya, makanan akan tertahan lebih dulu di mulut maupun tenggorokan sebelum akhirnya bisa ditelan.
Selain memengaruhi kemampuan menelan makanan pada seseorang, disfagia juga tentunya akan menyulitkan seseorang untuk menelan obat padat, seperti pil, nih.
Yuk, tonton video ini juga!
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR