Bobo.id - Ada dua wilayah kutub di Bumi, yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Wilayah kutub selatan disebut Antartika, sedangkan kutub utara disebut arktik.
Nah, kedua wilayah ini adalah wilayah bersalju yang ada di Bumi. Arktik berasal dari bahasa Yunani arktikos, yaitu utara. Sementara Antartika berasal dari kata antartikos, yang berarti lawan dari utara.
Namun wilayah Antartika yang ditutupi salju ini dulunya memiliki kondisi yang sangat berbeda dari saat ini, teman-teman.
Menurut para peneliti, wilayah Antartika barat dulunya berisi hutan hujan, lo! Bagaimana peneliti menemukan bahwa Antartika dulunya adalah wilayah yang berisi hutan hujan, ya?
Baca Juga: Meski Angin Tidak Terlihat, Apa Jadinya Kalau Tidak Ada Angin di Bumi?
Ribuan Tahun Lalu, Wilayah Antartika Barat Berisi Hutan Hujan
Berdasarkan penelitian yang ditemukan oleh para peneliti, wilayah Antartika Barat merupakan rumah bagi hutan hujan.
Hal ini terjadi sekitar 90 juta tahun yang lalu, atau saat periode Kapur berlangsung, teman-teman.
Pada periode Kapur, keadaan Bumi sangat berbeda dengan sekarang ini. Saat itu, dinosaurus banyak hidup di Bumi.
Selain itu, permukaan laut tingginya lebih dari 170 meter dan suhu permukaan di kawasan garis khatulistiwa bisa mencapai 35 derajat Celcius.
Ditemukan Berbagai Sisa-Sisa Hutan Kuno
Kesimpulan bahwa Antartika Barat dulunya merupakan kawasan hutan hujan berdasarkan berbagai bukti yang ditemukan.
Peneliti menemukan akar-akar fosil, serbuk sari, dan spora yang belakangan terungkap di kawasan itu.
Dari laporan yang dibuat oleh seorang ahli geologi, Johann Klages, ada sisa-sisa hutan kuno yang ditemukan di bawah es wilayah Antartika Barat.
Temuan ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan tahun 2017 lalu.
Baca Juga: Dari Iklim Tropis Hingga Iklim Dingin, Ketahui 4 Jenis Iklim di Dunia
Bukti ini menjadi hal yang sangat berbeda dari lapisan yang ada di atasnya, nih, teman-teman, yang berupa lapisan es.
Dari jaringan sedimen di bawah es inilah, menghasilkan gambar yang memperlihatkan adanya jaringan akar tumbuhan yang padat di seluruh lapisan tanah.
Selain jaringan akar, ditemukan juga serbuk sari kuno, spora, dan sisa tanaman berbunga yang tumbuh pada periode Kapur.
Baca Juga: Mengapa Manusia Memiliki Dua Ginjal Meskipun Bisa Bertahan dengan Satu Ginjal di Tubuhnya?
Wilayah Antartika Barat Diperkirakan Memiliki Iklim Ringan
Nah, dari hasil pemindaian tadi, diperkirakan kalau Antratika Barat memiliki iklim ringan selama pertengahan periode Kapur.
Akibat dari iklim ringan, Antartika Barat bersuhu rata-rata 12 derajat Celcius dan saat musim panas, suhunya sekitar 19 derajat Celcius.
Sedangkan pada kawasan sungai dan rawa suhunya mencapai 20 derajat Celcius.
Dengan suhu dan iklim ini, maka menunjukkan potensi adanya hutan hujan di Antartika Barat.
Bahkan dari rekonstruksi tanaman yang dilakukan, iklim di Antartika Barat saat itu mirip dengan hutan di Selandia Baru saat ini.
Baca Juga: Sinar Matahari Pukul 10 Pagi Baik Bagi Tubuh, tapi Mengapa Sinar Matahari pada Siang Hari Berbahaya?
Hasil Temuan Menunjukkan Tingkat Karbon Dioksida yang Tinggi
Sebelum adanya penemuan ini, peneliti memperkirakan konsentrasi karbon dioksida di periode Kapur adalah sebanyak 1.000 ppm.
Namun dengan adanya penemuan ini, diperkirakan dibutuhkan jumlah karbon dioksida yang lebih tinggi untuk mencapai suhu rata-rata tadi, yaitu sekitar 1.120 - 1680 ppm.
Ini artinya, karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca bisa membuat suhu naik dengan cepat.
Bahkan hal ini dapat menyebabkan suhu naik dengan cepat, sehingga wilayah Antartika Barat yang sebelumnya beku, jadi memiliki hutan hujan di pertengahan periode Kapur.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR