Bobo.id – Kita dianjurkan untuk rajin menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Apakah teman-teman sudah melakukannya?
Banyak yang beranggapan kalau pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang banyak menghasilkan busa.
Pasta gigi yang tidak menghasilkan busa, dinilai kurang ampuh membersihkan gigi jika dibandingkan dengan pasta gigi yang tidak berdeterjen.
Namun, apakah anggapan ini benar? Yuk, kita cari tahu alasannya!
Kandungan dalam Pasta Gigi
Sebelum cari tahu jawabannya, kita cari tahu dulu kandungan yang ada di dalam pasta gigi pada umumnya, yuk!
1. Agen Abrasif
Agen abrasif inilah yang berfungsi untuk membantu mengusir sisa makanan, bakteri, dan beberapa noda di gigi.
2. Perasa
Perasa merupakan pemanis buatan, termasuk sakarin yang sering ditambahkan pada pasta gigi untuk membuat rasa yang lebih baik.
Beberapa rasa pasta gigi yang ada di antaranya, mint, lemon-lime, atau buah-buahan. Biasanya orang lebih cenderung suka dengan rasa mint karena membuat mulut terasa lebih segar dan wangi.
3. Pewarna
Dalam pasta gigi ternyata juga mengandung pewarna seperti titanium dioksida untuk pasta menjadi putih. Sedangkan, untuk pasta yang berwarna menggunakan berbagai pewarna makanan.
4. Humektan
kandungan ini berfungsi untuk mencegah hilangnya air dalam pasta gigi sehingga tidak berubah menjadi keras ketika terkena udara terbuka.
5. Zat Pengikat
zat pengikat ini digunakan untuk mengikat air dan menstabilkan susunan kandungan pasta gigi yang memisahkan zat cair dan zat padat.
6. Deterjen
Deterjen ini yang menghasilkan busa ketika kita menyikat gigi, teman-teman. Fungsinya untuk membantu menghilangkan tumpukan dan emulsi plak pada gigi.
Nah, deterjen yang paling banyak digunakan adalah Sodium Lauryl Sulfate (SLS).
Busa Banyak Tidak Menjamin Gigi Bersih
Saat menyikat gigi, kita cenderung untuk memilih pasta gigi yang memiliki banyak busa dengan harapan dapat membuat gigi kita semakin bersih.
Pandangan lain mengatakan mereka memakai banyak pasta gigi ketika menyikat gigi, untuk semakin membersihkan gigi.
Baca Juga: Warna Asli Gigi Adalah Kekuningan, Apakah Pasta Gigi Pemutih Bisa Membuat Gigi Lebih Putih?
Namun, ternyata busa banyak ketika sikat gigi tidak selalu menjamin gigi menjadi bersih dan sehat.
Jika memiliki gigi yang sensitif, busa dalam jumlah banyak justru dapat membuat masalah gigi sensitifnya menjadi parah.
Penggunaan Sodium Lauryl Sulfate pada pasta gigi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak di rongga mulut dan munculnya sariawan berulang, teman-teman.
Selain itu, juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ludah dalam mengembalikan mineral gigi.
Pasta Gigi tanpa Deterjen Mengembalikan Fungsi Ludah
Jika dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung deterjen, pasti gigi tanpa deterjen tidak melukai jaringan lunak pada mulut.
Nah, prinsip dasar dari pasta gigi tanpa deterjen adalah mengembalikan fungsi sistem alamiah dari air ludah.
Jadi, dalam sistem air ludah terdapat fungsi yang bertugas untuk memelihara lingkungan rongga mulut.
Karena itu, apabila menggunakan pasta gigi non deterjen lingkungan rongga mulut akan terjaga termasuk menurunnya pertumbuhan plak gigi.
Baca Juga: Selain untuk Gigi, Ada Fungsi Lain Pasta Gigi yang Jarang Diketahui
(Penulis: Sepdian Anindyajati)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Lihat juga video ini, yuk!
Source | : | hellosehat.com |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR