“Maaf, Pangeran. Barangkali saya terlalu gembira sehingga tidak bisa melihat lubang pada batu keramat ini. Sudikah Pangeran membuktikan bahwa batu ini telah berlubang?” pinta Putri Cadasari.
Tanpa berpikir panjang, Pangeran Cunihin segera berjalan melewati lubang pada batu keramat. Baru beberapa langkah ia berjalan di dalam lubang batu itu, tiba-tiba seluruh tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa.
Ia pun berteriak keras karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit. Begitu ia selesai melewati lubang itu, seluruh kekuatannya hilang sehingga ia hanya bisa duduk lemas tak berdaya.
Beberapa saat kemudian, ia pun berubah menjadi seorang tua renta seolah telah melewati lorong waktu yang begitu panjang.
Pada saat yang bersamaan, Pande Gelang merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir masuk ke dalam tubuhnya.
Akhirnya, seluruh ilmu dan kesaktiannya kembali seperti semula. Wajahnya pun kembali seperti sediakala, yaitu wajah seorang pangeran yang tampan.
Putri Cadasari seolah-olah tidak percaya menyaksikan peristiwa ajaib itu. Ia baru sadar bahwa ternyata lelaki paruh baya yang telah menolongnya itu adalah kekasihnya sendiri, yaitu Pangeran Sae Bagus Lana.
Source | : | Histori.id |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR