Bobo.id – Motif Truntum dan Motif Parang, terutama Parang Kusumo merupakan motif batik yang dipakai keluarga kerajaan.
Kedua motif batik ini memiliki falsafah yang berbeda. Apa saja perbedaan falsafah kedua batik ini? Dari tayangan Belajar dari Rumah TVRI, kita bisa tahu cerita asal mula kedua motif batik ini muncul.
Apakah teman-teman sudah menyaksikan tayangannya? Yuk, cari tahu perbedaan falsafah batik Parang dan Truntum!
Menurut Kanjeng Pangeran Winarnokusumo, seorang budayawan keraton dalam tayangan Belajar dari Rumah TVRI, motif batik Parang Kusumo dibuat pada zaman Panembahan Senopati.
Corak batik ini dibuat diagonal atau miring, dengan dasar warna hitam atau coklat. Namun, ada juga warna putih dalam motif batik ini.
Baca Juga: Sudah Ada Sejak Kerajaan Majapahit, Cari Tahu Sejarah Batik, yuk!
Motif batik ini memiliki falsafah bahwa dalam dunia ini ada gelap dan ada terang. Maksudnya, di dunia ini kita pasti mengalami susah, tapi juga akan mengalami senang.
Selain Parang Kusumo, ada juga motif Parang jenis lain. Di antaranya adalah Parang Rusak, Parang Barong, Klitik, dan Siobog.
Masing-masing motif ini memilik falsafah yang berbeda-beda.
Asal mula nama Parang sendiri berasal dari pereng yang berarti lereng atau tebing. Hal ini sesuai dengan pola pada motif ini, yaitu Perengan.
Perengan merupakan penggambaran garis dari tinggi ke rendah secara diagonal atau miring. Mirip seperti lereng.
Batik Truntum
Motif Batik Truntum, menurut Kanjeng Pangeran Winarnokusumo, bermula dari masa Pakubuwono III.
Saat itu, prameswari atau istrinya membuat motif batik yang terlihat seperti gambaran bintang bertaburan di langit. Itulah asal mula motif batik Truntum.
Baca Juga: Corak Unik Batik Tasik, Pernah Lihat Batik Ini?
Motif batik ini juga memiliki falsafah tersendiri, yakni walaupun dalam keadaan gelap, sekedip bintang bisa menerangi. Artinya, dalam kegelapan pun, masih ada titik terang juga.
Bersumber dari Goodnewsfromindonesia.id, selain menggambarkan bintang yang bertaburan di langit, sebagian orang juga melihat motif batik ini sebagai bunga-bunga abstrak kecil atau menyerupai kuntum bunga melati yang bertebaran.
Secara etimologi, truntum atau taruntum (Jawa) berasal dari istilah, teruntum-tuntum artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki makna senantiasa bersemi kembali atau semarak lagi.
Itulah perbedaan falsafah motif batik Parang Kusumo dan Truntum. Apakah kamu pernah melihat kedua batik ini?
Baca Juga: Wah, Ada Batik Motif Pompa Angguk di Kain Batik Pratiwi Krajan Asal Cepu!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR