Bobo.id - Teman-teman pasti banyak yang sering mengonsumsi telur kan?
Yap, telur adalah bahan makanan sederhana yang disukai banyak orang. Hal itu karena telur bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan.
Baca Juga: Hati-Hati Memilih Makanan! 5 Jenis Makanan Ini Bisa Menyebabkan Keracunan, Susu Hingga Telur
Mungkin di antara teman-teman ada yang suka makan telur ceplok, telur dadar, telur orak-arik, hingga telur rebus.
Siapa di sini yang suka makan telur rebus?
Tahukah kamu? telur rebus berpotensi untuk terkontaminasi bakteri lebih besar, lo. Hal ini karena ia direbus bersama kulit telur yang diketahui memiliki banyak bakteri.
Bakteri itu bisa menyebabkan kita keracunan makanan. Karena itulah kita harus tahu cara merebus telur yang benar.
Berikut ini Bobo berikan tiga tips mudah merebus telur yang benar dan juga aman. Simak, ya!
Baca Juga: Supaya Tetap Bermanfaat untuk Tubuh, Perhatikan Cara Sehat Mengonsumsi Madu Ini
1. Gunakan air dingin atau panas?
Saat memasukkan telur ke dalam panci dalam kondisi air sudah panas memang membutuhkan waktu yang lebih cepat.
Tetapi dengan cara itu justru membuat telur jadi retak karena terguncang oleh didihan air panas sehingga cangkang mudah retak.
Jika cangkang retak, biasanya putih telur akan keluar dari sela-sela retakan, sehingga membuat tampilan tampak tak bersih dan cantik.
Cara yang tepat adalah dengan menggunakan air suhu sedang, meski butuh waktu lebih lama tetapi telur tidak akan retak.
Baca Juga: BERITA POPULER: 4 Tips Kunci Masak Tempe Bacem yang Lezat Hingga Arti Tatapan Kucing Peliharan
2. Waktu merebus telur
Kuning telur akan menjadi lebih keras setelah direbus kurang lebih 6 menit.
Untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada telur tambahkan 2 sampai 4 menit agar bakteri benar-benar hilang.
Namun jika menurutmu terlalu lama merebus telur juga bukan cara yang benar.
Sebab kandungan nutrisi dan mineral pada telur akan berkurang.
Efek buruk lainnya jika merebus telur terlalu lama maka akan mengalami degenerasi protein yang justru berdampak pada kesehatan.
3. Cara cegah telur retak
Jika sudah memasukkan telur pada air dingin tetapi masih saja retak, coba diberi udara dengan menggunakan jarum.
Atau kita juga bisa gunakan irisan jeruk nipis agar kulit telur tak retak dan miliki tampilan yang indah saat dikupas.
Caranya cukup mudah, kita hanya perlu tambahkan irisan jeruk secara bersamaan saat air mulai dipanaskan.
O iya, terkadang kita suka mengonsumsi telur yang belum sepenuhnya matang atau setengah matang.
Sebenarnya ini baik untuk kita atau tidak, ya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Makan Terlalu Sedikit Menyebabkan Luka Butuh Waktu Lama untuk Sembuh, Ketahui Penyebab Lainnya, yuk!
Apakah Telur Setengah Matang Aman?
Terkadang kita sengaja meminta ibu untuk memasak telur setengah matang untuk kita.
Tapi pada waktu tertentu ibu bisa menyajikan telur setengah matang tanpa dipinta, misalnya saat ibu sedang terburu-buru dan mempunyai waktu yang sedikit.
Telur memang mengandung protein, vitamin, mineral, dan bahkan asam lemak omega-3 yang tidak ditemukan pada makanan lainnya.
Meskipun telur setengah matang terasa lezat, tapi beberapa orang lainnya menganggap makanan ini tidak sehat dan rentan menyebarkan penyakit.
Kita pun jadi bertanya-tanya, apakah ini artinya kita tidak boleh makan telur setengah matang?
Sayangnya, adik-adik balita (bawah lima tahun) tidak dianjurkan untuk makan telur setengah matang, lo.
Menurut seorang pakar di bidang gizi dan kesehatan, anak-anak usia di bawah 5 tahun hanya boleh makan telur matang.
Ini karena telur yang tidak dimasak dengan benar rentan mengandung bakteri Salmonella yang dapat membahayakan tubuh.
Baca Juga: Burung Kakatua yang Bisa Berbicara Ini Ternyata Hewan yang Cerdas
Bahaya Infeksi Salmonella
Sebetulnya, bukan hanya anak-anak seperti kita saja yang dianjurkan untuk menghindari telur yang dimasak setengah matang.
Orang dewasa pun sebaiknya tidak mengonsumsi telur yang dimasak dengan cara setengah matang.
Terlebih bagi orang yang mempunyai sistem imun yang rendah, seperti kita (anak-anak) atau lansia, lebih rentan jatuh sakit akibat infeksi Salmonella.
Menurut Badan POM Amerika Serikat (FDA), telur yang terkontaminasi menyebabkan sekitar 142.000 kasus infeksi Salmonella per tahun.
Bahkan, penyebab keracunan makanan yang paling umum terjadi karena infeksi Salmonella dari telur.
Telur semestinya dimasak dan dimakan saat benar-benar matang. Panas yang digunakan untuk memasak telur dapat membunuh bakteri Salmonella di dalam telur.
Sebaliknya, ketika telur tidak dimasak hingga benar-benar matang, maka akan ada kemungkinan bakteri Salmonella tetap tinggal dan menginfeksi tubuh kita, teman-teman.
Saat bakteri Salmonella berhasil masuk ke dalam tubuh, hal tersebut akan menimbulkan gejala yang mirip seperti gejala keracunan makanan.
Gejala infeksi Salmonella meliputi perut kram, mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga demam.
Untuk menjaga kesehatan kita dari penyakit, pastikan dulu bagian kuning dan putih telur yang akan kita makan benar-benar sudah matang, ya, teman-teman!
(Penulis: Sera B/Sarah Nafisah)
Baca Juga: Ternyata Ada Ukuran Bulu Mata yang Ideal untuk Melindungi Mata Kita, Pernah Tahu?
Tonton video ini, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR