Bobo.id - Teman-teman hari ini menyaksikan dokumentasi Lentera di Tanah Borneo pada program Belajar dari Rumah.
Tayangan ini menceritakan perjuangan guru-guru yang harus berjuang dan merantau demi mengajar sekolah di daerah terpencil.
SD Mekar Tani terletak di daerah terpencil tepatnya di Borneo, Kalimantan.
Melalui tayangan ini kita bisa melihat betapa guru-guru pun berjuang untuk bisa mencerdaskan anak bangsa sampai ke seluruh pelosok Indonesia.
Karena itu, kita harus menghargai jasa guru kita. Karena setiap guru mempunyai peran besar selama mendidik kita di sekolah.
Sebagai tanda terima kasih kita bisa memberikan kejutan untuk mereka, lo. Salah satunya adalah dengan membuat puisi.
Berikut ini Bobo berikan contoh puisi tema guru yang bisa teman-teman jadikan inspirasi.
Yuk, simak!
Baca Juga: Contoh Puisi Bertema Keluarga, Coba Buat untuk Anggota Keluargamu, yuk!
Sang Pengabdi
(Oleh: Zaniza)
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.
Baca Juga: Contoh Puisi Tentang Kemerdekaan, Coba Buat Agar Semakin Cinta Tanah Air, yuk!
Guruku
(Oleh: Amelia Prishanty)
Kau adalah sumber ilmu ku ..
Kaulah pembimbingku ..
Kaulah yang mendidikku
Dengan sabar dan tulus ..
Guruku ..
Sungguh besar jasamu ..
Kau yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku ..
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa ..
Guruku ..
Terima kasih ..
Atas segala jasa-jasa
Dan engkau pahlawanku ..
Kepada: Guruku
(Oleh: Winda Puspitasari)
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman Kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.
Pahlawan yang Terlupakan
(Oleh: Ahmad Muslim Mabrur Umar)
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.
Guruku Pelitaku
Ketika saya t’lah lelah
Mengikuti langkah nasib
Yang selalu berjalan
Tanpa arah tujuan
Ketika saya tak tahu
Langkah apa yang harus kuambil
Agar saya sanggup berguna
Bagi Nusa dan Bangsa
Engkau tiba untukku
Untuk menunjukkan semua ilmu
Untuk mengajarkanku
Apa yang tak kuketahui
Guruku,
Engkaulah pelitaku
Di kala saya dikelilingi kebodohan
Juga ketidaktahuan
Sumber puisi: titikdua.net)
Baca Juga: Bisa Menyebabkan Keracunan Makanan, Hati-Hati dengan 7 Jenis Bakteri Ini
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR