Ki Ageng Butuh membawa Joko Tingkir ke kediamannya dan diperkenalkan dengan Ki Ageng Ngerang yang juga masih bersaudara dengan Ki Ageng Pengging.
Ki Ageng Butuh dan Ki Ageng Ngerang pun mengajarinya lebih banyak ilmu.
Saat ilmu Joko Tingkir dirasa sudah cukup, Ki Ageng Butuh menyuruhnya ke Banyubiru untuk berguru pada Ki Buyut Banyubiru.
Ki Buyut Banyubiru bukan hanya mengajari Joko Tingkir, namun juga mengangkatnya menjadi anak. Sehingga Joko Tingkir jadi bersaudara dengan anak angkat lain Ki Buyut Banyubiru, Mas Manca.
Setelah beberapa bulan, Ki Buyut Banyubiru meminta Joko Tingkir kembali ke Demak untuk menunjukkan keahliannya pada Sultan Trenggana.
Sebelum berangkat, Ki Buyut Banyubiru memberi Joko Tingkir segenggam tanah Siti Sangar dan berpesan untuk memasukkannya ke mulut Kerbau Danu di Istana Prawoto.
Saat si kerbau mengamuk, maka hanya Joko Tingkir yang bisa menghentikannya.
Dalam perjalanan itu, Joko Tingkir ditemani oleh Mas Manca, Ki Wuragil, dan Ki Wila. Mereka menaiki rakit menyusuri Sungai Dengkeng.
Menjelang petang, mereka sampai di Kedung Srengege. Tiba-tiba rombongan Joko Tingkir itu dihadang gerombolan penjahat yang dipimpin oleh Baureksa dan Jalu Mampang.
Meski gerombolan penjahat lebih banyak jumlahnya, namun Joko Tingkir dan tiga temannya berhasil memenangkan pertarungan.
Baureksa dan Jalu Mampang mohon ampun dan mereka diperintahkan untuk mendorong rakit rombongan Joko Tingkir sampai ke Demak.
Setelahnya, Joko Tingkir membebaskan Baureksa dan Jalu Mampang dengan syarat mereka menjadi orang baik dan berhenti merampok.
Menghentikan Amukan Kerbau Danu
Sesampainya di Demak, Joko Tingkir segera melaksanakan pesan dari Ki Buyut Banyubiru, yaitu memasukkan tanah Siti Sangar ke mulut Kerbau Danu.
Kerbau Danu pun mengamuk dan menghancurkan Istana Prawoto. Semua prajurit Sultan Trenggana kewalahan dan tidak bisa menghentikan amukan kerbau itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kue Serabi Pembawa Berkah #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR