Bobo.id - Negara-negara di Asia terkenal sebagai negara yang sering mengonsumsi mi instan.
Bahkan sudah ada berbagai rasa mi instan yang tersedia dan bisa dinikmati kapan saja.
Selain itu, ada berbagai inovasi dan jenis-jenis mi juga di berbagai negara.
Seperti di Jepang, yang memiliki berbagai jenis mi. Mungkin kita hanya mengetahui ramen sebagai jenis mi yang ada di Jepang.
Baca Juga: Perbedaan Ramen dan Ramyun, Hidangan Mi Populer dari Jepang dan Korea
Namun sebenarnya ada berbagai jenis mi lainnya yang terdapat di Jepang, lo.
Bukan hanya ramen, di Jepang juga ada mi yang disebut udon dan soba.
Wah, ternyata ada berbagai jenis mi yang bisa disantap di Jepang. Lalu apa bedanya antara ramen, udon, dan soba, ya?
Simak penjelasan berikut ini, yuk!
Bentuk dan Ukuran Mi
Perbedaan pertama yang bisa terlihat dari ramen, udon, dan soba adalah pada bentuk dan ukuran mi.
Ramen dan soba memiliki ukuran yang kurang lebih sama, seperti mi pada umumnya.
Namun berbeda dari ramen dan soba, udon memiliki ukuran atau diameter mi yang lebih besar dan tebal, teman-teman.
Baca Juga: Termasuk Brokoli, 3 Makanan Ini Bisa Menambah Tinggi Badan, Bukan Hanya Susu!
Bahan Utama Pembuat Mi
Perbedaan lain dari ramen, udon, dan soba adalah bahan utama untuk membuat mi.
Ramen dan udon dibuat dari bahan utama yang sama, yaitu tepung gandum berwarna putih. Maka kedua mi ini memiliki warna putih.
Sedangkan soba tidak berwarna putih, melainkan berwarna lebih gelap, yaitu abu-abu.
Hal ini disebabkan karena soba terbuat dari tepung buckwheat atau tepung soba, yang dicampur dengan tepung gandum.
Kuah yang Digunakan
Untuk menyajikan atau menghidangkan dan menikmati ramen, udon, dan soba, bisa dengan cara yang berbeda-beda.
Selain itu, kuah yang digunakan juga pilihannya bermacam-macam, lo. Namun di antara ketiga, ramen adalah jenis mi yang biasa disajikan dengan kuah yang ragamnya paling banyak.
Ramen bisa disajikan dengan kuah yang encer, ringan, kental, maupun cukup berat.
Sedangkan kuah soba memiliki karakteristik yang warnanya gelap, yang disebut tsuyu.
Cara menikmati soba adalah dengan cara mencelupkan soba pada kuahnya, sehingga soba tidak dicampur langsung dengan kuah.
Untuk udon, cara penyajiannya tergantung dengan musimnya, yaitu saat musim dingin disajikan dengan sup panas, sedangkan saat musim panas, biasanya disajikan dengan kuah celup yang dingin.
Baca Juga: Rahasia Menggoreng Bakwan Ala Pedagang Gorengan, Ternyata Cara Ini yang Bikin Bakwan Tak Berminyak
Cara Penyajian
Teman-teman mungkin terbiasa mengonsumsi mi dengan kuah yang panas.
Namun ramen, udon, dan soba disajikan denganc ara yang berbeda-beda, lo.
Ramen biasa disajikan dengan kuah yang panas dan diberi berbagai topping di atasnya, seperti telur, ayam, atau lembarang rumput laut.
Namun soba dan udon bisa disantap dengan kuah yang dingin atau mi dalam keadaan dingin, nih.
Biasanya, soba dan udon dinikmati secara dingin saat musim panas tiba.
Kandungan Nutrisi
Karena terbuat dari bahan yang berbeda, maka kandungan gizi pada ketiga mi ini juga berbeda, teman-teman.
Bagi seseorang yang memiliki alergi gluten, maka sebaiknya mengonsumsi soba dibandingkan ramen atau udon.
Sebabnya, soba tidak terbuat dari 100 persen tepung gandum, melainkan menggunakan campuran tepung buckwheat.
Baca Juga: Hindari Mengonsumsi 3 Jenis Makanan Ini Saat Sedang Sakit Diare, Apa Saja?
Tepung buckwheat ini mengandung gluten yang lebih rendah, bahkan kadang ada soba yang hanya terbuat dari tepung buckwheat saja, sehingga mi soba bebas gluten sama sekali.
Dari ketiga jenis mi khas Jepang ini, jenis mi apa yang paling sering teman-teman konsumsi?
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR