4. Meningkatkan Risiko Diabetes
Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula.
Gangguan toleransi glukosa dikaitkan dengan resistensi insulin dan merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Studi di Kanada melihat kebiasaan gaya hidup 276 orang selama enam tahun, menemukan bahwa orang dengan durasi tidur yang lama dan pendek lebih mungkin mengalami toleransi glukosa dan diabetes dibandingkan dengan orang yang tidur normal (20% dan 7%).
Studi terbaru tentang hubungan diabetes dan tidur juga menemukan hubungan antara peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan juga tidur pendek dan panjang.
Baca Juga: Susah Tidur Tidak Selalu Berarti Insomnia, Ketahui Juga Jenis-Jenis Insomnia
5. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Menurut data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), para peneliti mengaitkan tidur pendek dan panjang dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih tinggi.
Studi ini menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari delapan jam per malam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami angina, yaitu nyeri dada yang disebabkan oleh aliran darah yang berkurang.
Tak hanya itu, penelitian juga menemukan orang yang tidur lebih dari delapan jam 10% lebih mungkin menderita penyakit jantung koroner.
Analisis data dari Nurse's Health Study pada lebih dari 71.000 perempuan paruh baya, juga menemukan hubungan antara lama tidur dan kesehatan jantung.
Dibandingkan dengan orang yang tidur delapan jam secara normal, perempuan yang tidur sembilan sampai 11 jam per malam memiliki kemungkinan 38% lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung koroner.
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | amerisleep.com |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR