Bobo.id - Selain enak, makan makanan manis bisa memberikan berbagai manfaat. Di antaranya adalah menjadi sumber energi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan kemampuan berpikir.
Meski begitu, kita tetap harus membatasi konsumsi makanan manis, nih, teman-teman.
Jika makan makanan manis berlebihan, akan berdampak buruk untuk kesehatan kita.
Baca Juga: 5 Makanan Penurun Tekanan Darah Tinggi, Pengidap Hipertensi Bisa Coba Konsumsi
Makan makanan manis secara berlebihan bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Sehingga, makanan manis bisa berbahaya bagi pasien diabetes.
Selain itu, makan makanan manis juga bisa menimbulkan pusing, lo. Apakah teman-teman pernah pusing setelah makan makanan manis secara berlebihan?
Mengapa makan makanan manis secara berlebihan bisa menimbulkan pusing? Yuk, cari tahu penyebabnya!
Konsumsi Makanan Manis Berlebih Dapat Menyebabkan Pusing
Tubuh manusia membutuhkan gula, terutama otak, sebagai energinya untuk bekerja atau bisa berfungsi dengan baik.
Nah, ketika mendapatkan asupan gula, baik dalam jumlah sedikit atau banyak, maka hal ini akan membuat otak bereaksi dengan cepat.
Apa alasannya kita harus membatasi konsumsi makanan manis maupun gula, ya?
Mengonsumsi terlalu banyak gula akan membuat seseorang mengalami kondisi hiperglikemia.
Kondisi ini terjadi ketika kita tubuh menerima terlalu banyak asupan gula, yang membuat kadar gula darah melonjak atau naik dengan cepat.
Baca Juga: Bukan Cuma Gula Darah Tinggi, Gula Darah Rendah Juga Berbahaya untuk Tubuh! Ini Tanda-Tandanya
Makanan manis yang mengandung banyak gula ini kemudian akan sangat mudah untuk diubah menjadi glukosa darah. Kondisi inilah yang disebut hiperglikemia.
Ketika mengalami kondisi ini, akibatnya gula akan berkumpul dalam darah. Ini menyebabkan hormon insulin membutuhkan waktu yang panjang untuk mengubah gula menjadi otot.
Hormon insulin adalah hormon yang tugasnya mengolah gula dalam tubuh menjadi bentuk lain, seperti energi atau otot.
Lamanya waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengubah gula inilah yang kemudian menyebabkan kita merasakan sakit kepala maupun pusing.
Hal yang terjadi adalah sel-sel di tubuh akan tertunda saat mendapatkan makanan dan sumber energi, tidak terkecuali otak, nih.
Karena otak kekurangan 'makanan' inilah, yang kemudian menimbulkan gejala pusing atau sakit kepala, karena tidak bisa bekerja dengan baik.
Makanan Manis Justru Bisa Membuat Lebih Lapar
Selain bisa membuat sakit kepala, mengonsumsi terlalu banyak makanan manis justru bisa membuat kita merasa lebih lapar, nih, teman-teman.
Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Kadar Gula Darah Tinggi di Tubuh, Salah Satunya Terlalu Sering Buang Air Kecil
Penyebabnya adalah karena adanya hormon bernama leptin dalam darah yang tugasnya memberi tahu otak bahwa tubuh sudah mendapatkan cukup energi.
Kalau perut sudah kenyang, ini artinya hormon leptin sudah melakukan tugasnya dengan baik.
Namun makanan atau minuman manis bisa menekan hormon leptin, yang akan menghentikan munculnya rasa kenyang pada tubuh.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan kita tetap lapar setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebih.
Perhatikan Batas Konsumsi Gula Harian
Agar tubuh tidak kelebihan asupan gula harian, maka kita tentu harus membatasinya, nih.
O iya, batas asupan gula harian sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu sebanyak 50 gram per hari.
Takaran 50 gram ini sama dengan empat sendok makan.
Baca Juga: Tak Disangka, Lidah Buaya Ternyata Punya Manfaat untuk Diabetes, Salah Satunya Jaga Kadar Gula Darah
Namun ini bukan berarti kita boleh mengonsumsi empat sendok makan gula setiap harinya.
Sebabnya adalah karena banyak gula tersembunyi yang mungkin kita konsumsi, yaitu di makanan atau minuman lainnya.
(Penulis: Tyas Wening)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR