Bobo.id - Rayap adalah hewan kecil yang masuk dalam jenis serangga sosial, seperti semut atau pun lebah.
Hewan pemakan kayu ini disebut serangga sosial karena hidup berkelompok atau sering disebut koloni.
Hidup secara berkoloni, rayap selalu mencari makan secara bersamaan yaitu dengan mamakan beragam jenis kayu. Tidak jarang juga rayap menyerang rumah yang memiliki bagian kayu pada bangunannya.
Baca Juga: Tanpa Bahan Kimia, Ini Cara Mudah Usir Serangga Menggunakan Bahan Alami di Rumah
Teman-teman pasti pernah menemukan rayap di sekitar rumah. Atau mungkin teman-teman menemukan butir-butir coklat kecil di sekitar kusen atau pintu, yang itu menandakan adanya rayap yang menggerogoti kayu tersebut.
Dari sebuah penelitian diketahui rayap merupakan hewan perusak kayu yang sudah hidup sejak 300 tahun lalu.
Baca Juga: Dibilang Bisa Sebagai Pengganti Nasi, Ubi Punya Manfaat Mencegah Kanker
Mampu Rugikan hingga Miliaran
Dengan populasi yang besar, rayap menjadi hewan yang konsumtif hingga mampu timbulkan kerugian miliaran rupiah.
Letak geografis Indonesia dan iklim tropis membuat kayu-kayu ini mudah diserang rayap, kumbang, dan jamur.
Bahkan diketahui Indonesia bisa mengalami kerugian ekonomi hingga Rp250 miliar dari kerusakan benda akibat rayap.
Selain memiliki pupulasi yang besar, rayap juga mampu menjelajahi wilayah yang luas. Dari hasil survei diketahui rayap mampu memiliki wilayah koloni atau tempat tinggal hingga 480 meter persegi.
Dalam tempat tinggal seluas itu terdapat sekitar 1,5-1,8 juta ekor rayap.
Rahasia Rumah Rayap
Rayap termasuk serangga yang membangun rumah dengan menggunakan kotorannya sendiri.
Kehebatan rayap yaitu bisa bekerja sama dengan koloninya hingga mampu membangun rumah besar dan kuat.
Pasti teman-teman juga tahu ada banyak binatang yang membangun rumah dengan menggunakan kotorannya sendiri, tapi ada hal menarik yang membuat rumah rayap berbeda.
Teman-teman pasti tahu bila kotoran dapat dengan mudah menjadi kuman dan sumber penyakit bila berada di lingkungan lembab dan tertutup.
Nah, itu tidak terjadi pada rumah rayap. Dari sebuah penelitian, kotoran rayap justru mampu menghasilkan antibiotik alami.
Peneliti menemukan bahwa butiran kotoran rayap mengandung bakteri yang miliki senyawa Streptomyces.
Streptomyces adalah senyawa yang dapat menghambat perumbuhan jamur yang berbahaya bagi koloni rayap.
Selain itu, diketahui dari sebuah penelitian bahwa rumah rayap dibangun dari kayu sehingga termasuk rumah serngga yang kuat.
Kayu yang dimaksud adalah kotoran rayap yang dihasilkan dari mengonsumsi kayu. Rayap adalah satu-satunya hewan memiliki mikroba khusus di dalam tubuhnya sehingga bisa mengonsumsi kayu.
Mikroba dari spesies Reticulitermes speratus yang ada di dalam tubuh rayap tidak hanya mengandung bakteri, tapi juga organisme bersel tunggal yaitu archaea dan protists
Dari mikroba itu, rayap bisa mengonsumsi kayu dan mengolah kotorannya menjadi tempat tinggal yang kuat.
Cara Mengusir Rayap
Kemampuan rayap dalam merusak kayu tidak jarang membuat rumah dengan material kayu menjadi berbahaya.
Teman-teman bisa, lo membuat ramuan alami untuk mengusir rayap. Bahan yang diperlukan pun sangat mudah ditemukan, yaitu lemon dan cuka.
Campurkan lemon dan cuka dalam sebuah botor penyemprot, dan bisa langsung digunakan.
Campuran dua bahan itu efektif membunuh atau mengusir rayap, karena adanya kandungan zat d-limonene.
Baca Juga: Banyak yang Takut Kalau Tawon Masuk Rumah, Ini Cara Aman untuk Mengusirnya
Zat d-limonene bisa menjadi racun bagi hama kayu termasuk rayap.
D-limonene bekerja dengan manghancurkan sistem pencernaan serangga seperti rayap.
Teman-teman cukup menyemprotkan larutan tersebut ke sudut-sudut bangunan dan area di mana rayap dana memakan dan masuk ke dalam rumah.
Lakukan penyemprotan selama beberapa kali dalam sehari dan ulangi selama 2- 4 minggu.
Dengan begitu seluruh rayap akan hilang dari rumah.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | nakita.grid.id,National Geographic,Grid.ID |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR