Bobo.id - Apakah teman-teman tahu tari serimpi? Tari serimpi adalah tari yang ditampilkan di Keraton.
Tari serimpi ini biasanya ditarikan oleh empat orang penari. Keempat orang tersebut sebagai simbol arah mata angin, yaitu air, api, udara, dan tanah.
1. Sejarah Tari Serimpi
Tari serimpi sudah ada sejak masa kejayaan Kerajaan Mataram. Lebih tepatnya, pada masa pemerintahan Sultan Agung.
Tari serimpi merupakan salah satu tari yang mistis dan sakral. Sehingga hanya ditampilkan di dalam lingkungan keraton saja.
Baca Juga: Mengenal Tari Merak, Mulai dari Sejarah, Properti, dan Makna Gerakannya
Tari serimpi biasanya ditampilkan untuk memperingati kenaikan tahta sultan. Selain itu, juga ditampilkan saat menjamu tamu agung yang datang ke keraton.
Tari serimpi ini memiliki sifat yang sakral, sehingga hanya boleh ditarikan dari pihak keluarga kerajaan.
Namun, dalam perkembangannya tari serimpi memiliki beragam jenis.
Adanya ragam tari serimpi dipengaruhi oleh adanya perjanjian Giyanti antara pihak VOC dan Sunan Pakubuwana III pada tahun 1755.
Akibat perjanjian tersebut kerajaan mataram pecah menjadi dua bagian, yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta.
Ternyata, perpecahan tersebut juga berakibat pada gerakan tari serimpi yang mengalami perbedaan.
Meskipun memiliki perbedaan gerakan, namun keduanya masih memiliki inti tarian yang sama.
2. Properti Tari
Baca Juga: Tari Serimpi, Tarian Klasik Yogyakarta
Properti pada tari digunakan untuk mendukung dan menciptakan kesempurnaan sebuah tarian.
Oleh sebab itu, ada beragam properti-properti yang digunakan dalam tari serimpi antara lain:
- Selendang atau sampur
- Sumping
- Sabuk Setagen
- Jarik motif parang
- Keris
- Jamang
- Pistol
3. Jenis-jenis Tari Serimpi
Adanya perpecahan kerajaan Mataram ternyata berpengaruh pada tari serimpi. Berikut ini jenis-jenisnya:
a. Tari Serimpi Sangupati
Kata sangupati berasal dari kata "Sang Pati" yang berarti calon pengganti raja. Tari serimpi sangupati memiliki makna tentang pengendalian hawa nafsu atau keinginan.
Tari serimpi sangupati diciptakan oleh Pakubuwo IX. Meskipun begitu, tarian ini berasal dari karya Pakubuwono IV.
b. Tari Serimpi Anglirmendhung
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 2, Apa Pengertian, Fungsi, dan Contoh Properti Tari?
Tari serimpi ini awalnya ditarikan oleh tujuh penari. Namun dalam perkembangannya ditarikan menjadi empat penari.
Tari serimpi anglirmendhung merupakan tari yang sudah digubah oleh K.G.P.A.A Mangkunagara I.
c. Tari Serimpi Ludira Madu
Tari serimpi ini diciptakan oleh Pakubuwono V. Penciptaannya dimaksudkan untuk mengenang Ibunya yang sudah meninggal.
Tari serimpi ludira madu biasanya ditarikan oleh 4 orang penari.
d. Tari Serimpi Cina
Tari serimpi cina merupakan jenis tarian putri klasik yang terdapat di Istana Keraton Yogyakarta.
Untuk kostumnya, penari serimpi cina menggunakan kostum yang sesuai dengan pakaian bermotif cina.
e. Tari Serimpi Padhelori
Tari serimpi Padhelori diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono VI dan VII. Tari serimpi ini memiliki cerita "menak". Menak adalah cerita perang tanding antara Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli.
Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 2, Latihan Gerakan Tari Indang
f. Tari Serimpi Pistol
Tari serimpi ini diciptakan oleh Hamengkubuwana VII. Untuk properti tarinya, tari serimpi ini menggunakan properti pistol.
g. Tari Serimpi Merak Kasimpir
Tari serimpi merak kasimpir diciptakan oleh Sultan hamengkubuwono VII. Untuk jenis iringannya, tari serimpi ini menggunakan gending merak kasimpir.
h. Tari Serimpi Pramugari
Tari serimpi ini diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwana VII. Untuk properti tarinya, tari serimpi pramugari menggunakan properti pistol.
Nah itu tadi, pengertian, jenis-jenis, dan properti dari tari serimpi
Sumber foto: (Aditya Rahman)
Tonton video ini, Yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Ikawati Sukarna |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR