Bobo.id - Upacara Baritan adalah salah satu upacara adat Betawi yang masih dilakukan masyarakat.
Di Indonesia, upacara adat merupakan salah satu bentuk warisan budaya tak benda yang dilakukan secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi lain.
Upacara adat merupakan salah satu bentuk keberagaman budaya Indonesia yang dilakukan sesuai dengan tradisi masing-masing daerah.
Setiap daerah di Indonesia, memiliki upacara adat yang bentuk, tujuan, dan pelaksanaannya berbeda.
Namun, sama-sama telah dilakukan sejak jaman nenek moyang dan diturunkan ke generasi berikutnya.
Baca Juga: Upacara Adat Sunda Seren Taun, Ini Makna dan Penyelenggaraannya
Salah satu suku di Indonesia, yaitu Suku Betawi juga memiliki upacara adat, satu di antaranya yaitu Upacara Adat Baritan.
Apa yang dimaksud dengan Upacara Adat Baritan?
Dilansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Sejarah Upacara Adat Baritan
Upacara Adat Baritan atau Babarit diambil dari kata Baritan yang berarti sedekah bumi.
Upacara tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Betawi, khususnya keturunan Kramat Aris yang mendiami wilayah tersebut.
Kramat Aris adalah salah satu murid dari Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah.
Kramat Aris memiliki nama asli yaitu Aris Wisesa yang sering disebut dengan panggilan Pak Aris.
Semasa hidupnya Pak Aris banyak menolong orang, sehingga beliau menjadi orang yang dihormati oleh masyarakat setempat.
Upacara Baritan mulanya bertujuan untuk menghormati leluhur dan melakukan ziarah ke makam Kramat Aris.
Namun seiring berjalannya waktu, upacara ini diadakan sebagai wujud rasa syukur akan hasil bumi yang melimpah di bumi.
Baca Juga: Upacara Adat Jawa Timur, Ini Sejarah dan Ritual Upacara Kebo-keboan
Tujuan Upacara Adat Baritan
Pada masa ini, Upacara Adat Baritan dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjukkan rasa syukur akan hasil bumi yang melimpah ruah.
Rasa syukur tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk persembahan, antara lain:
1. Buah-buahan
2. Makanan
3. minuman
4. Bancakan
5. menanam empat kepala kerbau atau kepala kambing.
Pelaksanaan Upacara Adat Baritan
Upacara Adat Baritan biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun, pada Hari Raya Agung, tepatnya tanggal 10 bulan Haji.
Upacara ini dilakukan pada lokasi Keramat Ganceng dengan dipimpin oleh juru kunci Keramat Ganceng.
Adapun empat tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara ini, antara lain:
1. Persiapan, dilakukan untuk menghitung kebutuhan biaya, jumlah undangan, dan persiapan lainnya.
2. Pelaksanaan ritual yang dilakukan di Keramat Ganceng, dengan mengadakan tahlilan dan makan bersama.
Baca Juga: Macam-Macam Upacara Adat di Indonesia, Materi Kelas 5 SD Tema 3
Biasanya pada siang hari, masyarakat akan mengantarkan sajen berupa makanan dan hasil panen.
3. Ngarak Kepala Kerbau atau kambing, untuk ditanam sesuai dengan empat penjuru mata angin.
4. Hiburan, dengan mengadakan beberapa acara seperti kliningan kanji, ibing sawer, wayang kulit, dan layar tancep.
Nah, itulah penjelasan mengenai Upacara Adat Betawi yaitu Baritan, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Setu Babakan,DInas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR