Lalu, "Hei, Agus! Sombong sekali! Kupanggil, tidak menyahut!" Najib setengah berbisik. Pak Budi tertawa terbahak-bahak melihat tingkah anaknya.
"Aduh, Jib! Mana mungkin temanmu bisa dengar. Kamu teriak kencang saja, dia tidak dengar. Apalagi berbisik."
"Tapi kata Ayah, kalau memakai kekeran, kita bisa melihat yang jauh menjadi dekat. Najib kan berbisik pas di telinga Agus!" jawab Najib.
"Memang. Yang jauh bisa kelihatan jadi dekat, yang kecil bisa jadi besar. Itu karena di dalam teropong ini, ada semacam kaca pembesar. Kaca itu membuat jarak pandang kita jadi lebih jauh. Tapi, kekeran atau teropong ini gunanya hanya untuk melihat. Tidak bisa untuk berbicara dengan orang yang jauh jaraknya," sambung Pak Budi menjelaskan.
Baca Juga: Komodo Dianggap sebagai Naga dari Negeri Dongeng, Mengapa Bisa Begitu? #MendongenguntukCerdas
"Oh....begitu. Pantas Agus tidak menengok-nengok waktu dipanggil," sambung Najib sambil tersenyum malu. Apalagi orang di sebelahnya ikut tertawa.
"Dik, boleh pinjam kekerannya, tidak?" tanya pemuda itu. "Buat apa, Mas?" Najib balik bertanya.
"Buat kasih tahu ke kiper tim biru. Supaya jangan duduk terus. Nanti kalau ada tendangan bola jarak jauh, bagaimana?" ledek pria itu. Pak Budi dan yang lainnya ikut tertawa. Semakin merahlah wajah Najib menahan malu.
Cerita oleh: Hadi Pranoto
#MendongenguntukCerdas #JagoanMendongeng
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR