"Wah, muka Ayah besar sekali"
"Ini memang alat untuk melihat dari jarak jauh"
"Kalau begitu, boleh dibawa uhtuk nonton pertandingan sepak bola nanti, Yah?" tanya Najib sambil terus-mengeker benda-benda di dalam rumah.
"Boleh. Supaya kamu bisa lebih jelas melihat pemain bola favoritmu," jawab Ayah percanda.
"Benar, sudah lama Najib ingin melihat wajah asli Ronaldo."
"Husss! Itu pemain bola luar negeri," kata Ayah sambil tertawa. Najib tersenyum senang, pancingannya berhasil.
Akhirnya hari Minggu yang ditunggu-tunggu Najib tiba. Ya, hari itu ia dan ayahnya akan menonton pertandingan sepakbola. Pagi-pagi sekali Najib sudah bangun dan mandi. Ia takut terlambat sampai di Stadion Utama Senayan, tempat pertandingan itu berlangsung nanti.
Najib dan ayahnya akhirnya tiba di stadion. Di dalam, sudah banyak orang duduk dan bergerombol sesuai dengan tim favoritnya masing-masing. Pertandingan pun mulai.
"Mana kekerannya, Yah?" Tanya Najib penasaran. Tim andalannya sedang membawa bola dan mengiringnya ke depan gawang lawan. Najib meraih kekeran yang disodorkan ayahnya. Lalu mulai mengeker.
"Ya, payah! Masa bola sudah di depan gawang, masih tidak masuk!"
"Kalau cuma nonton, memang kelihatan gampang. Tapi coba kalau kamu yang main, belum tentu bisa dapat bola," sahut Ayah menasihati. Najib hanya tersenyum mendengar sindiran ayahnya. Ia terus memainkan kekerannya ke segala penjuru. Termasuk ke arah penonton di bawahnya.
“Wah! Itu kan si Agus," kata Najib kaget. Ternyata di kelas VIP, ada Agus, teman sekelasnya. Namun jarak Agus cukup jauh. Tak mungkin ia mendengar panggilan walau Najib berteriak. Dan, ah, tiba-tiba Najib mendapat akal. Ia mengarahkan kekeran ke wajah temannya itu. Wajah Agus kini tampak dekat sekali.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR