Bobo.id - Tahukah teman-teman baru-baru ini ada kasus kesehatan yang terjadi di Indonesia?
Ada seorang warga dari Salatiga, Jawa Tengah yang terjangkit penyakit Japanese encephalitis, lo.
Menurut Wali Kota Salatiga, Yulianto penyakit tersebut disebabkan oleh gigitan nyamuk dan menyerang jaringan otak.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium pun menunjukkan warga tersebut memang terkena Japanese encephalitis.
Akibat dari kasus tersebut, Puskesmas Sidorejo Lor sudah melakukan penyelidikan penyebab kenapa Japanese encephalitis bisa menyebar, sejak 16 Desember 2021.
Warga Salatiga pasien Japanese encephalitis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga juga sudah berangsur pulih.
Lalu, sebenarnya apa itu Japanese encephalitis? Apa penyebabnya, gejalanya, dan pencegahannya?
Untuk mengetahuinya, teman-teman bisa menyimak penjelasan berikut ini.
Penyebab Japanese encephalitis
Japanese encephalitis (JE) adalah penyakit yang langka dan disebabkan oleh virus Japanese encephalitis.
Virus ini disebarkan oleh nyamuk yang sudah terinfeksi ke manusia. Manusia yang terkena JE tidak bisa menularkannya ke orang lain, kok.
Tapi, manusia yang masih sakit JE dan masih ada virus di dalam tubuhnya, bisa menginfeksi nyamuk dan nyamuk menginfeksi manusia lainnya.
Selain manusia, virus ini juga bisa menginfeksi kuda dan babi. Virus ini lebih berpotensi menyerang orang-orang yang ada di pedesaan daripada di perkotaan.
Selain itu, virus ini lebih sering menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Meskipun begitu, sebenarnya virus ini bisa menyerang siapa saja.
Gejala Japanese encephalitis
Kebanyakan orang yang terkena JE tidak mempunyai gejala atau gejalanya ringan dan sering dianggap sebagai flu.
Namun, 1 dari 250 yang terkena akan mengalami gejala yang parah jika infeksinya sudah sampai ke otak.
Baca Juga: Jangan Lagi Diabaikan, Ternyata Ini 5 Penyebab Banyak Nyamuk di Rumah, Salah Satunya Ruangan Gelap
Biasanya, mulai menyebar ke otak jika sudah 5 hingga 15 hari dari pertama terinfeksi. Berikut gejala-gejala yang dialami pasien JE.
- Demam
- Kejang
- Leher kaku
- Bingung
- Tidak bisa bicara
- Gemetar
- Kelemahan otot
- Kelumpuhan
Jika keadaan tidak segera membaik, pasien JE juga beresiko meninggal akibat infeksi ini.
Lalu, pada pasien yang bisa bertahan, mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih.
Namun, meskipun sudah pulih ada juga sebagian pasien akan mengalami kerusakan otak permanen. Akibatnya, tubuh menjadi gemetar, perubahan kebribadian, dan kelumpuhan.
Pencegahan Japanese encephalitis
Untuk melakukan pencegahan JE, teman-teman bisa melakukan vaksin yang diperbolehkan bagi orang yang sudah berusia 12 bulan ke atas.
Selain itu, meskipun sudah divaksin teman-teman tetap melakukan tindakan pencegahan berikut ini.
- Menggunakan baju dan celana yang panjang dan menutupi tubuh
- Mengoleskan obat nyamuk cair
- Membersihkan seluruh bagian rumah agar tidak dijadikan tempat berkembang biak
- Tidur menggunakan kelambu
Baca Juga: Baru Tahu! Ternyata Ini Alasan Nyamuk Suka Berdengung di Dekat Telinga
Nah, itulah informasi mengenai penyakit Japanese encephalitis yang disebarkan oleh nyamuk yang sudah terinfeksi virus.
Virus ini tidak bisa menular antarmanusia, hanya bisa ditularkan lewat nyamuk sebagi inang virus ini.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Nhs.uk,health.nsw.gov.au |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR