Bobo.id - Sebagian besar teman-teman pasti sudah mengetahui jumlah hari dalam setahun.
Yup, jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari, yang akan berubah menjadi 366 hari pada tahun kabisat.
Lalu, bagaimana ya sejarah penetapan adanya 365 hari dalam setahun? Ternyata hal ini sudah diperhitungkan saat pembuatan kalender sejak zaman dulu.
Kalender adalah salah satu penemuan paling penting manusia. Kalender memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mengatur waktu untuk tujuan keagamaan, sosial, ekonomi, dan kepentingan lainnya.
Baca Juga: Perbedaan Dasar Perhitungan Kalender Masehi dan Kalender Hijriah
Kalender awal mulanya memiliki dua jenis yang diciptakan oleh orang Mesir kuno.
Dari dua kalender yang diciptakan masyarakat Mesir kuno tersebut, salah satunya adalah kalender lunar (berdasarkan perhitungan fase bulan) yang bertujuan untuk mengetahui dan mengatur festival keagamaan.
Selanjutnya ada kalender matahari (berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari), yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mesir kuno.
Nah, kalender solar atau kalender matahari dari Mesir kuno ini sebagai kalender pertama yang membagi setiap tahun menjadi 365 hari.
Perhitungan kalender solar inilah yang menjadi awal mula kalender Masehi yang kita gunakan saat ini.
Kalender Lunar (Bulan)
Konon, kalender lunar ini berusia sangat tua, lo. Kalender lunar disebut telah digunakan sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Kalender lunar ini menjadi cikal bakal penemuan kalender matahari. Kalender lunar ini membagi tahun menjadi 12 bulan, panjang hari dalam setiap bulannya tergantung pada fase bulan (biasanya 29 atau 30 hari).
Satu fase bulan dihitung pada saat terjadi bulan purnama hingga bulan purnama berikutnya.
Pada Awalnya, kalender lunar kuno ini memiliki jumlah hari lebih pendek,yaitu 10 atau 11 hari dalam satu bulan.
Ada pula yang memiliki 13 hari, yang dikenal dengan sebutan bulan kabisat yang ditambahkan sekali setiap beberapa tahun.
Baca Juga: Tak Hanya Masehi, Ini Beberapa Jenis Kalender Lain yang Masih Digunakan
Penambahan hari kabisat bertujuan supaya perhitungan kalender tidak bergeser.
Kalender Matahari (Solar)
Seiring berjalannya waktu dalam sejarah Mesir Kuno, kalender matahari mulai digunakan.
Kalender matahari ini berguna untuk mengetahui masa panen masyarakat Mesir kuno.
Kalender ini dibagi menjadi tiga musim yang berputar di sekitar siklus pertanian, yaitu musim banjir, tabur benih, dan musim semi.
Setiap musimnya memiliki empat bulan, sehingga totalnya ada 12 bulan. Setiap bulan terdiri dari tiga periode, yang satu periodenya memiliki 10 hari.
Lantas, perhitungan ini berubah. Satu bulan memiliki empat periode yang disebut dengan minggu, dan setiap minggu hanya memiliki tujuh hari.
Dua hari terakhir dari setiap minggu dianggap libur (akhir pekan), dan masyarakat Mesir kuno juga tidak diharuskan untuk bekerja.
Oleh karena itu, ini yang mengakibatkan total dalam satu tahun menjadi 360 hari.
Baca Juga: Tiap Kalender Punya Perhitungan Beda, Berikut 7 Kalender di Dunia
Lima hari lainnya pun ditambahkan hingga mencapaii jumlah 365 hari. Lima hari yang ditambahkan itu disebut dengan hari epagomenal.
Hari-hari epagomenal digunakan untuk masyarakat Mesir kuno merayakan ulang tahun lima dewa: Osiris, Horus, Seth, Isis dan Nephthys.
Karena ada penambahan hari besar untuk merayakan para dewa, maka total jumlah hari dalam setahun mencapai 365 hari.
Penetapan kalender matahari yang dilakukan masyarakat Mesir kuno pun ditiru dan digunakan oleh bangsa Romawi yang digunakan hingga sekarang, yaitu kalender Masehi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR