Bobo.id - Saat teman-teman tidur bersama kakak, adik, atau menginap di rumah teman, pernahkah kamu mendengar mereka menggeretakkan gigi?
Menggertakkan gigi saat tidur itu ternyata umum terjadi, lo. Kebiasaan menggertakkan gigi tanpa sadar saat tidur itu dinamakan bruxism (dibaca: Bruk-si-zem).
Menurut ahli, bruxism adalah kebiasaan menggeretakkan dan menggesekkan gigi yang dilakukan secara tidak sadar.
Kebiasaan ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Jika kebiasaan ini tidak ditangani dengan baik, orang yang punya kebiasaan bruxism berpotensi mengalami kerusakan berat pada giginya.
Pada banyak kasus, bruxism terjadi secara spontan ketika seseorang sedang berkonsentrasi, merasa cemas, atau saat mengalami tekanan yang berlebihan.
Baca Juga: Bisa Rusak Gigi hingga Rahang, Ini Cara Hentikan Kebiasaan Buruk pada Gigi
Awalnya, bruxism terlihat tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Akan tetapi, bruxism lama-kelamaan bisa menimbulkan dampak yang lebih besar, lo.
Misalnya kerusakan gigi, sakit kepala, dan gangguan pada rahang yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Teman-teman juga bisa bertanya pada orang tua atau kakak, apakah kalian juga mengalami bruxism saat tidur.
Kebanyakan orang tidak menyadari bruxism sampai akhirnya timbul berbagai masalah. Oleh karena itu, penting bagi teman-teman semua untuk mengetahui penyebabnya.
Penyebab Bruxism
Bruxism tidak terjadi setiap saat tidur, tetapi muncul saat seseorang sedang dalam kondisi tertentu, misalnya ketika sedang tertekan.
Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti hal-hal apa saja yang menjadi penyebab bruxism.
Ada beberapa faktor fisik dan psikologis yang bisa menjadi pemicu terjadinya bruxism, yaitu merasa cemas, stres, marah, frustrasi, atau tegang, serta kondisi kesehatan yang tidak baik.
Baca Juga: Gigi Tetap Kuning Meski Rajin Menyikat Gigi? Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Bruxism juga sering terjadi pada anak-anak ketika mereka pertama kali mengalami tumbuh gigi.
Namun, bruxism akan kembali terulang ketika anak-anak mulai memiliki gigi permanen. Biasanya, bruxism akan berhenti dengan sendirinya saat anak mulai memasuki masa remaja.
Sama seperti orang dewasa, bruxism pada anak-anak bisa dipicu oleh stres, misalnya saat akan menghadapi ujian sekolah.
Selain itu, ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya bruxism, yakni alergi, kekurangan nutrisi tertentu, hingga infeksi cacing kremi.
Gejala Bruxism
Orang yang punya kebiasaa bruxism sering menggeretakkan, menekan, atau menggesek giginya ke atas dan ke bawah, atau ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar.
Hal inilah yang diakibatkan dari kebiasaan Bruxism:
1. Permukaan atas gigi menjadi rata (tidak bergerigi),
2. Gigi menjadi lebih peka (sensitif) pada rasa dingin dan panas,
3. Otot rahang menjadi tegang dan sakit,
4. Sakit kepala,
5. Sakit pada telinga bagian dalam.
Baca Juga: Jangan Abaikan Kesehatan Gigi, Ini 5 Makanan dan Minuman yang Bisa Bikin Gigi Semakin Sehat
Bruxism dapat terjadi pada siang atau malam hari saat orang tertidur.
Orang yang punya kebiasaan bruxism mungkin tak akan merasakan hal ini.
Tapi suara gemeretak gigi akan menganggu dan membangunkan orang yang tidur di dekat kita.
Jika teman-teman sering mengalami bruxism, lebih baik teman-teman segera memeriksakan diri ke dokter, ya.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | NHS,NCBI |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR