Bobo.id - Gempa bumi merupakan jenis bencana alam yang tidak bisa diprediksi dan dideteksi manusia sebelum terjadinya.
Beberapa tahun yang lalu, manusia telah mencoba berbagai cara untuk bisa mendeteksi gempa agar dapat melakukan penyelamatan diri sebelumnya.
Namun, upaya yang dilakukan tetap tidak bisa menunjukkan tanda-tanda sebelum gempa bumi terjadi.
Menurut Heiko Woith, seorang seismolog di German Research Centre for Geosciences (GMZ), beberapa penelitian yang kurang bukti menunjukkan bahwa hewan bisa memprediksi gempa.
Karena penelitian-penelitian tersebut belum dibuktikan dengan baik, maka Woith menyatakan bahwa orang-orang dapat ragu akan hal ini.
Woith juga menambahkan informasi bahwa hewan mungkin bisa merasakan getaran ringan yang mendahului gempa, daripada memprediksinya.
Perilaku Hewan
Setiap terjadi gempa besar, biasanya banyak orang akan menghubungi GMZ untuk bertanya "Apakah manusia tidak bisa memprediksi gempa sebelumnya? Jika tidak, apakah hewan bisa melakukannya?"
Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, Woith dan rekan-rekannya melakukan evaluasi terhadap laporan tentang perilaku 130 spesies hewan yang tidak biasa dari 160 gempa bumi.
Baca Juga: Unik! Ternyata Beginilah Cara Kerja Sistem Ekolokasi pada Kelelawar hingga Paus Beluga
Salah satu laporan tersebut menuliskan bahwa harimau berperilaku seperti sedang depresi sesaat sebelum gempa.
Sayangnya, Woith menyatakan bahwa kebanyakan orang mengirim laporan tanpa benar-benar memberi bukti seperti perilaku hewan sebelum, selama, dan sesudah gempa.
Dari penelitian terhadap laporan-laporan tersebut, 90 persen dari semua kasus dilaporkan terjadi dalam jarak 100 kilometer dari pusat gempa dan dalam waktu 60 hari setelah gempa.
Inilah menariknya! Kemiripan dari 90 persen kasus tersebut luar biasa menurut mereka.
Artinya, pertanda yang dimiliki hewan terhadap guncangan sebelumnya terjadi pada pola ruang dan waktu yang sangat mirip.
Woith dan rekan-rekannya menyimpulkan, beberapa perilaku hewan yang abnormal ini mungkin terkait dengan foreshock atau gempa awalan.
Namun, hal ini perlu peninjauan kembali dengan penelitian yang lebih spesifik tentang perilaku hewan saat gempa.
Sementara itu, manusia menggunakan sebuah aplikasi bernama Quake Alert untuk mendeteksi guncangan gempa beberapa detik sebelum terjadi.
Aplikasi ini mengandalkan jaringan sensor seismik, yang mendeteksi gelombang energi pertama yang terpancar dari gempa bumi, untuk memberi tahu semua orang sebelum gelombang geser terjadi.
Baca Juga: Gempa 6,2 M Mengguncang Pasaman Sumatra Barat, Getaran Terasa hingga Malaysia
Jenis-Jenis Gempa
- Gempa bumi tektonik, disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak.
Gempa bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan tektonik itu.
- Gempa Bumi vulkanik, disebabkan oleh aktivitas magma dan biasanya terjadi sebelum gunung api meletus.
- Gempa bumi tumbukan, disebabkan oleh tumbukan meteor atau astroid yang jatuh ke Bumi.
- Gempa bumi runtuhan, biasanya terjadi di daerah gunung kapur atau pertambangan dan bersifat lokal.
- Gempa bumi buatan, disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya aktivitas nuklir atau peledakan dinamit.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR