Bobo.id - Tahukah teman-teman, sekarang virus COVID-19 mempunyai subvarian dari Omicron yang dinamakan Omicron BA.3?
Hal ini disampaikan oleh Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dan Pemimpin Teknis COVID-19 badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dari penemuan ini, berarti penyebaran infeksi virus Corona masih belum berakhir dalam waktu dekat, meskipun jumlah kasus yang terinfeksi mulai menurun.
Lalu, apa sebenarnya subvarian Omicron BA.3 itu? Untuk mengetahuinya, teman-teman bisa menyimak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Subvarian Omricon BA.3?
Dilansir dari Livemint, penemuan subvarian Omicron BA.3 ini mulai diinformasikan pada 18 Januari 2022 melalui Journal of Medical Virology.
Menurut jurnal penelitian tersebut, subvarian ini adalah hasil mutasi subvarian sebelumnya yang sudah lebih dulu muncul.
Subvarian tersebut adalah BA.1 dan BA.2 yang menghasilkan BA.3. Selain itu, subvarian Omicron BA.3 ini pertama kali ditemukan di barat laut Afrika Selatan.
Sedangkan subvarian sebelumnya, yaitu BA.1 ditemukan di negara Botswana dan BA.2 ditemukan di Afrika Selatan.
Baca Juga: Penyintas COVID-19 Wajib Tahu, Ini 3 Jenis Olahraga Agar Paru-Paru Kuat Hadapi Long COVID
Subvarian Omicron BA.3 dinilai berpotensi menyemar ke seluruh dunia, sama seperti varian-varian sebelumnya. Jadi teman-teman tetap harus waspada penyebarannya.
Gejala Virus Corona Subvarian Omicron BA.3
Dilansir dari Forbes, masing-masing varian dari virus Corona mempunyai gejala yang berbeda-beda.
Apalagi varian sebelumnya yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta bisa bermutasi, serta menghasilkan subvarian baru yang juga mempunyai gejala yang berbeda.
Bahkan, beberapa mutasi juga menghasilkan varian atau subvarian yang memengaruhi tingkat infeksi, kekebalan tubuh, kebal vaksin, dan kerusakan jaringan tubuh yang berbeda.
Berikut ini gejala-gejala dari subvarian Omicron BA.3 yang tidak jauh berbeda dengan subvarian BA.1 dan BA.2.
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Bersin
Baca Juga: Kewajiban Tes Antigen dan PCR Dihapus, Bagaimana dengan Anak-anak yang Belum Vaksin?
- Sakit kepala
- Badan terasa nyeri dan pegal
- Demam
Tingkat Keparahan Subvarian Omicron BA.3 Rendah
Meski subvarian ini berpotensi menyebar ke seluruh dunia, namun Omicron BA.3 mempunyai tingkat penularan yang rendah.
Menurut hasil penelitian juga, mutasi subvarian BA.3 ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan subvarian BA.1.
Oleh karena itu, subvarian Omicron BA.3 diduga tidak akan separah subvarian BA.1 dan BA2, yang sudah ditemukan terlebih dahulu.
Subvarian BA.1 dan BA.2 tidak membutuhkan rawat inap seperti varian Delta.
Tapi, tingkat keparahan varian Corona atau subvariannya masih tergantung pada sistem imun tubuh kita.
Baca Juga: Naik Kereta Api Tak Perlu Lagi Tes Antigen atau PCR? Ini Tanggapan KAI
Bagaimana imun tubuh merespons infeksi, akan memengaruhi gejala yang dialami oleh setiap orang.
Jangan lupa juga, kalau varian Omicron lebih cepat membuat orang terinfeksi daripada varian lainnya.
Jadi, pastikan teman-teman tetap mematuhi protokol kesehatan dan juga melakukan vaksinasi untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Nah, itulah informasi mengenai subvarian Omicron BA.3 yang ditemukan di barat laut Afrika Selatan dan berpotensi untuk menyebar ke seluruh dunia.
(Penulis: Alinda Hardiantoro)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
MILKU Milk Farm Hadir di KidZania Jakarta, Ajak Anak-Anak Menjadi Peternak Sapi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR