Artinya, tingkat keparahan pasien COVID-19 masih sama seperti varian sebelumnya yang telah mendominasi, yakni Omicorn.
Selain itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan, varian Deltacron tidak menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Walau begitu WHO masih akan terus melakukan tracking dan mengaji varian ini.
4. Deltacron Belum Ditemukan di Indonesia
Kasus Deltacron hingga kini belum ditemukan di Indonesia.
Baca Juga: Mulai 1 April 2022 Malaysia Akani Masuki Masa Transisi Menuju Fase Endemi COVID-19, Ini Kebijakannya
Meski begitu, pemeritah menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan menjaga diri dengan terus melakukan protokol kesehatan sesuai anjuran Satgas COVID-19.
Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencegah kemunculan rekombinasi varian Deltacron di Indonesia.
5. Bukan Nama Resmi WHO
Munculnya varian baru yang mirip dengan varian Delta dan Omicron ini belum secara resmi diterbitkan oleh WHO.
Bahkan nama Deltacron juga bukan nama resmi yang diberikan WHO.
Melalui media sosialnya, WHO juga mengaku belum menerbitkan pernyataan resmi tentang adanya varian baru COVID-19.
Karena itu, masyarakat tidak perlu khawati dan cukup tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada.
Nah, itu tadi lima fakta tentang Deltacron yang ramai dibicarakan di media sosial.
(Penulis : Alinda Hardiantoro/Amirul Nisa)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR