Bobo.id - Ramai di banyak media sosial menyebut adanya varian baru dari virus COVID-19 yang disebut Deltacron.
Varian virus ini disebut perpaduan dari varian Delta dan Omicron.
Jenis baru virus ini sudah muncul di beberapa negara seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Selain itu, varian ini disebut juga sudah terlihat kemunculannya di beberapa wilayah seperti Perancis, Denmark, Belanda, dan juga Inggris.
Meski muncul sebagai varian baru, para peneliti menyebut tidak perlu panik.
Untuk mengenal lebih tentang varian ini, berikut ada lima fakta Deltacron yang perlu teman-teman ketahui.
1. Mirip Varian Omicron
Deltacron ditemukan pada awal 2022 yang merupakan akhir gelombang Delta. Setelah itu, kemunculannya sempat jarang teridentifikasi lagi.
Di sisi lain, pada awal 2022 justru menjadi puncak gelombang Omicron bagi Indonesia.
Baca Juga: Varian Deltacron COVID-19 Mulai Muncul di Eropa dan Amerika Serikat, Ini Kata Satgas COVID-19
Menurut peneliti, sudah ada banyak mutasi Omicron yang subvariannya bisa mengandung varian sebelumnya seperti Delta.
Salah satu subvarian itu pun disebut dengan Delta-Omicron atau Deltacron.
Namun ciri dari varian ini masih dominan varian Omicron.
Karena itu, tubuh yang terpapar Deltacron akan mengenali sebagai Omicron.
Tersusun dari struktur kimiawi yang sangat mirip dengan Omicron, varian Deltacron disebutkan memiliki efek serupa, yakni mudah menyebar dengan derajat gejalanya tidak begitu signifikan.
2. Kasus Deltacron Jarang Terjadi
Walau telah ditemukan di beberapa negara, kasus Deltacron ini masih jarang terjadi.
Sejumlah ahli menduga rekombinasi Delta-Omicron ini tidak akan menimbulkan masalah yang signifikan.
Bahkan, para peneliti mengimbau agar masyarakat tidak pelu khawatir atas kemunculan varian Deltacron.
Baca Juga: Orang yang Belum Pernah Sakit COVID-19 Juga Dipengaruhi Faktor Genetik, Apakah Kamu Termasuk?
Selain itu, varian Deltacron secara resmi belum dikatakan sebagai 'varian'.
Akan disebut 'varian' jika kasus yang muncul dalam jumlah besar.
3. Tidak Memunculkan Gelombang
Meskipun kasus varian Deltacron sudah terkonfirmasi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tingkat keparahan virus Corona yang terjadi di masyarakat tidak mengalami perubahan.
Artinya, tingkat keparahan pasien COVID-19 masih sama seperti varian sebelumnya yang telah mendominasi, yakni Omicorn.
Selain itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan, varian Deltacron tidak menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Walau begitu WHO masih akan terus melakukan tracking dan mengaji varian ini.
4. Deltacron Belum Ditemukan di Indonesia
Kasus Deltacron hingga kini belum ditemukan di Indonesia.
Baca Juga: Mulai 1 April 2022 Malaysia Akani Masuki Masa Transisi Menuju Fase Endemi COVID-19, Ini Kebijakannya
Meski begitu, pemeritah menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan menjaga diri dengan terus melakukan protokol kesehatan sesuai anjuran Satgas COVID-19.
Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencegah kemunculan rekombinasi varian Deltacron di Indonesia.
5. Bukan Nama Resmi WHO
Munculnya varian baru yang mirip dengan varian Delta dan Omicron ini belum secara resmi diterbitkan oleh WHO.
Bahkan nama Deltacron juga bukan nama resmi yang diberikan WHO.
Melalui media sosialnya, WHO juga mengaku belum menerbitkan pernyataan resmi tentang adanya varian baru COVID-19.
Karena itu, masyarakat tidak perlu khawati dan cukup tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada.
Nah, itu tadi lima fakta tentang Deltacron yang ramai dibicarakan di media sosial.
(Penulis : Alinda Hardiantoro/Amirul Nisa)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR