Bobo.id - Kita sering mendengar dan membaca tentang siklon, badai, atau angin topan.
Ketiga peristiwa alam ini terjadi secara alami dan merupakan bentuk perubahan cuaca yang memengaruhi kegiatan manusia sehari-hari.
Namun, apakah siklon, badai, dan angin topan adalah jenis bencana yang sama? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya!
Perbedaan Wilayah Terjadinya
Dilansir dari National Geographic, para ilmuwan berpendapat bahwa siklon, badai, dan angin topan merupakan fenomena yang sama.
Pembeda di antara ketiga peristiwa tersebut terdapat pada tempat terjadinya.
Di wilayah Atlantik dan Pasifik utara, fenomena alam ini disebut badai, atau dalam bahasa Inggris disebut hurricane.
Di Pasifik barat laut, badai yang kuat disebut sebagai topan, atau dalam bahasa Inggris yaitu typhoon.
Sementara itu, di Samudra Hindia dan Pasifik barat daya, badai kuat disebut dengan 'siklon tropis yang parah'.
Baca Juga: Cuaca Panas dan Hujan Terjadi Tak Menentu, Ini Peringatan Dini BMKG Tentang Cuaca Ekstrem Pancaroba
Kemudian, di barat daya Samudra Hindia, badai-badai tersebut hanya disebut siklon tropis.
Namun, sebuah peristiwa alam harus mempunyai satu syarat untuk bisa disebut sebagai siklon, badai, dan angin topan.
Syarat tersebut adalah mempunyai kecepatan angin mencapai 119 kilometer per jam. Jika kecepatan angin mencapai 179 kilometer per jam, maka disebut badai hebat.
Lebih dari itu, yaitu mencapai 241 kilometer per jam, disebut sebagai supertyphoon.
Perbedaan Waktu Terjadinya
Selain tempat terjadinya, perbedaan antara siklon, badai, dan angin topan juga ditentukan berdasarkan waktu terjadinya.
Badai Atlantik, umumnya terjadi dan berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November, sementara di wilayah berbeda, pola terjadinya badai dan angin topan mempunyai sedikit perbedaan.
Di Pasifik barat laut, angin topan umumnya berlangsung dari akhir bulan Juni hingga bulan Desember.
Kemudian, di Samudra Hindia, siklon terjadi pada bulan April hingga bulan Desember.
Baca Juga: BMKG Deteksi Adanya Pertumbuhan Siklon Charlotte, Ini Daftar Wilayah yang Akan Alami Dampaknya
Menurut Pusat Badai Nasional NOAA, badai terkuat telah dan mungkin menahan angin yang kecepatannya melebihi 250 kilometer per jam.
Meskipun terjadinya badai-badai tersebut jelas merugikan makhluk hidup dan lingkungannya, namun karena ini merupakan peristiwa alam, maka manusia tidak bisa mencegahnya.
Beruntungnya, dengan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia masih bisa mendeteksi adanya badai dari beberapa hari sebelumnya.
Cara Badai Terbentuk
Harold Brooks, seorang peneliti meteorologi dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan bahwa bahwa badai bisa terjadi ketika udara hangat mengapung seperti pada balon udara panas.
Kemudian angin akan meningkatkan kekuatan dan arah dengan ketinggian, sehingga udara akan berputar dan membentuk supercell.
Dilansir dari National Geographic, tornado biasanya muncul dari badai petir supercell. Badai jenis ini merupakan badai umum yang lebih besar.
Supercell yang berada di tempat yang tinggi akan membentuk tornado di bawahnya. Ketika udara dari badai ini turun, maka akan membentuk rotasi yang ada pada angin tornado.
Brooks menjelaskan bahwa kemungkinan kekuatan angin dan kelembapan udara yang tinggi menjadi penyebab terbentuknya tornado.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR