Bobo.id - Kita sering mendengar, bahwa seseorang yang kelebihan atau kekurangan kadar gula dalam darah bisa menimbulkan bahaya.
Namun, apa alasannya? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya di sini!
Gula Darah
Dilansir dari Livescience, gula darah atau glukosa, adalah bentuk gula yang berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh manusia.
Dari mana kita bisa mendapatkan glukosa tersebut? Ada beragam jenis makanan yang menyimpan karbohidrat di dalamnya, seperti nasi, kentang, dan roti.
Karbohidrat dari makanan-makanan tersebut nantinya akan diubah menjadi glukosa dalam sistem pencernaan.
Menurut World Health Organization, kisaran normal untuk kadar gula darah setiap orang sebenarnya berbeda.
Namun, rata-rata orang memiliki kadar gula darah sekitar 70 sampai 100 mg/dL, delapan jam setelah makan. DL merupakan singkatan dari desiliter, 1 liter sama dengan 10 desiliter.
Nah, apakah yang akan terjadi jika kadar gula dalam darah kita terlalu tinggi atau terlalu rendah dari kadar normalnya?
Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah keadaan meningkatnya kadar gula dalam darah. Gejala hiperglikemia biasanya muncul ketika kadar gula darah meningkat hingga di atas 180–200 mg/dL.
Keadaan seperti ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami penyakit diabetes.
Namun, jika kebiasaan dan pola hidup kita tidak sehat, maka kadar gula darah juga dapat meningkat dan menimbulkan bahaya untuk kesehatan.
Adapun gejala yang bisa kita rasakan ketika kadar gula dalam darah di tubuh kita meningkat yaitu selera makan bertambah, namun berat badan menurun.
Selain itu, kita juga dapat mudah mengantuk dan merasa lelah, mulut terasa kering dan sering merasa haus, dan merasakan nyeri di bagian perut.
Berikut ini cara mencegah peningkatan kadar gula darah.
- Mulai mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis ataupun mengandung pemanis buatan.
- Lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah yang mengandung serat dan protein.
Baca Juga: Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2, Mana yang Lebih Berbahaya?
- Memperbanyak minum air putih agar dapat membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan kadar gula dalam darah melalui urine.
- Rajin berolahraga supaya karbohidrat yang dikonsumsi tidak berubah menjadi gula.
- Rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah minimal 3 sampai 6 bulan sekali.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah di bawah 70 mg/dL. Namun, tergantung pada kondisi pasien, gejala hipoglikemia bisa muncul pada kadar gula darah yang berbeda-beda.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun drastis, dan lebih sering dialami oleh pasien diabetes.
Ini terjadi akibat penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak teratur, dan pola makan yang tidak baik, seperti makan terlalu sedikit atau menunda makan.
Namun, orang yang tidak mempunyai penyakit diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia, biasanya akibat kekurangan hormon yang mengatur keseimbangan gula dalam darah.
Pada kondisi ringan, gejala hipoglikemia yang sering timbul adalah jantung berdebar-debar dan denyut jantung tidak teratur, lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
Kemudian mudah mengantuk dan merasa lapar, hilang keseimbangan hingga badan gemetar, dan nggota tubuh mudah merasa kesemutan dan biasanya terjadi di sekitar mulut.
Sedangkan pada kondisi yang sudah parah, gejela yang timbul akan bertambah. Contohnya seperti linglung, penglihatan kabur, kejang, dan hilang kesadaran.
Kuis! |
Berapa kisaran kadar gula darah yang didefinisikan sebagai gejala hiperglikemia? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | livescience,alodokter.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR