Karbohidrat kompleks diketahui membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh, sehingga dapat memberikan energi maksimal.
Sementara, karbohidrat sederhana terdiri dari gula dasar yang mudah dicerna, yang tidak baik bila dikonsumsi secara berlebihan.
Dikutip dari alodokter.com, karbohidrat kompleks dipandang lebih menyehatkan daripada karbohidrat sederhana, khususnya untuk pasien diabetes.
Karbohidrat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat dan pati. Makanan mengandung serat dapat melancarkan sistem pencernaan dan mengontrol kadar kolesterol.
Sedangkan makanan mengandung pati dapat meningkatkan kepekaan hormon insulin sehingga dapat mengendalikan kadar gula darah.
Contoh karbohidrat kompleks yang bisa kamu konsumsi untuk berbuka puasa antara lain kentang, oatmeal, ubi jalar, dan nasi merah.
Jadi, alasan mengapa kita akan mencari makanan berkarbohidrat dan berprotein untuk berbuka adalah supaya bisa mengembalikan energi yang hilang karena beraktivitas.
Baca Juga: Apa Saja yang Harus Dilakukan agar Berat Badan Tidak Naik Saat Puasa?
Apa Penyebab Lemas Setelah Berbuka?
Rata-rata waktu puasa di Indonesia yaitu sekitar 13 hingga 14 jam. Selama waktu tersebut, sistem pencernaan sepenuhnya beristirahat dan tidak bekerja.
Nah, mengonsumsi makanan besar saat berbuka menyebabkan sistem pencernaan dipaksa bekerja keras. Kondisi tersebut bisa menimbulkan gejala gangguan pencernaan.
Berbuka puasa dengan makanan berat, seperti mengonsumsi nasi, dapat memicu kenaikan kadar gula, yang berakibat tubuh menjadi lemas.
Akibatnya, otak akan kekurangan oksigen dan glukosa, sehingga membuat seseorang lebih mudah mengantuk.
Dikutip dari halodoc.com, anjuran buka puasa yang baik seharusnya mengonsumsi makanan ringan atau takjil terlebih dulu, tetapi jangan berlebihan.
Setelah itu diikuti dengan konsumsi makanan berat 30 menit kemudian. Jika dipaksakan, perut bisa saja menjadi tidak nyaman, kembung, mual, atau terasa perih.
Kuis! PROMOTED CONTENT
Terpopuler |
KOMENTAR