Bobo.id - Hari Raya Idulfitri telah tiba. Tentu saja momen ini sangat dinanti-nantikan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Silaturahmi dan saling meminta maaf adalah prosesi yang wajib dilakukan saat Lebaran tiba.
Selain tradisi maaf-maafan, ada tradisi lain yang kita tunggu-tunggu, yakni momen untuk menerima angpau atau disebut juga salam tempel.
Apa itu salam tempel?
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), salam tempel berarti salam disertai uang (atau amplop berisi uang) yang diselipkan dalam tangan orang yang disalami.
Biasanya, kita mendapatkannya ketika diajak oleh ayah ibu kita untuk berkunjung ke rumah saudara atau kerabat.
Tradisi memberikan uang saat setelah Salat Ied ini pun terus dilakukan masyarakat Indonesia sampai saat ini.
Walau sudah menjadi tradisi, masih sedikit orang yang mengetahui asal usul salam tempel ini, lo.
Penasaran, bukan? Yuk, kita cari tahu bersama.
Baca Juga: Jangan Sepelekan, Ini Manfaat Makan Buah Sebelum Makan Berat saat Lebaran
Asal-usul Tradisi Salam Tempel
Dilansir dari Cash Matters, tradisi berbagi uang Lebaran ini pertama kali dipopulerkan oleh Khalifah Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara pada abad pertengahan.
Saat itu, muncul tradisi membagikan uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat umum saat hari pertama perayaan Idulfitri.
Pada akhir era Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) atau sekitar lima abad kemudan, kegiatan bagi-bagi pada Hari Raya Idulfitri itu mengalami perubahan.
Salam tempel hanya diberikan dalam bentuk uang tunai dan dibagikan untuk lingkup keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu, tak hanya keluarga, salam tempel juga dibagikan pada kerabat dan orang yang membutuhkan.
Tidak Hanya Indonesia
Tidak hanya di Indonesia, ternyata tradisi ini juga terdapat di negara Islam lainnya, salah satunya Uni Emirat Arab.
Di Uni Emirat Arab, salam tempel dikenal sebagai Eidiyah.
Baca Juga: Tak Perlu Power Bank, Begini 5 Cara Hemat Daya Ponsel saat Perjalanan Mudik Lebaran
Tradisi memberikan uang tunai yang dilakukan masyarakat Arab ini untuk memperingati hari raya besar seperti Hari Raya Idulfitri atau Idul Adha.
Tahukah teman-teman, meski sudah turun-temurun, Eidiyah di Uni Emirat Arab bukanlah tradisi yang universal.
Tidak seluruh keluarga melakukan hal yang sama pana anak-anak atau kerabat mereka yang berusia muda.
Bahkan, seiring berkembangnya zaman, Eidiyah tidak hanya berupa uang, melainkan bisa konsol video game hingga ponsel.
Hal itu dilakukan sebagai upaya mengajari anak-anak seusia kita untuk mengubah nilai uang dengan bentuk investasi.
Kebiasaan salam tempel ini pun akhirnya juga menular ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, tradisi ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang lebih tua dan memiliki penghasilan sendiri.
Dibagikan kepada sanak saudara, khususnya yang masih dalam kelompok usia anak-anak.
Di Indonesia, orang tua lebih banyak memberi salam tempel menggunakan amplop bergambar menarik untuk anak seusia kita.
Baca Juga: Resep Opor Ayam Bumbu Kuning, Jadi Santapan Wajib saat Lebaran
Bahkan, di masa menjelang lebaran, akan banyak ditemukan amplop bergambar di toko.
Makna Tradisi Salam Tempel
Tahukah teman-teman, pemberian salam tempel untuk anak-anak, tidak hanya sekedar tradisi, lo. Ada tiga makna penting dari tradisi yang sudah berjalan lama ini.
Pertama, makna pemberian salam tempel untuk kita dimaksudkan agar kita bisa belajar mengelola uang dan menabung untuk masa depan.
Makna kedua, yakni salam tempel sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orangtua kepada teman-teman yang telah mencoba menjalankan ibadah saat ramadan.
Pemberian salam tempel diharapkan dapat membuat kita semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa pada ramadan yang akan datang.
Ketiga, pemberian salam tempel diharapkan dapat menjadi contoh bagi teman-teman terkait perbuatan berbagi kepada sesama atau zakat.
Budaya pemberian salam tempel ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Nah, itulah asal-usul singkat tradisi salam tempel yang selalu kita nantikan di Hari Raya Idulfitri.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com,The National |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR