Bobo.id - Hidangan lebaran banyak yang berupa makanan bersantan.
Sejumlah menu makanan menjadi andalan yang selalu ada di tiap meja makan saat hari raya lebaran.
Makanan bersantan, seperti opor ayam, gulai, rendang, hingga sayur lodeh adalah hidangan lebaran yang menjadi favorit kita semua.
Seringkali, makanan bersantan dipanaskan hingga beberapa kali karena tidak habis dalam sekali santap.
Namun, amankah mengonsumsi makanan bersantan yang dipanaskan?
Nah, menurut Kompas (03/05/2022), makanan bersantan yang dipanaskan aman untuk dikonsumsi.
Sebab, santan termasuk ke dalam golongan olahan minyak jenuh, seperti halnya minyak kelapa.
Berbeda dengan komponen lemak tak jenuh, seperti minyak zaitun dan minyak jagung, maka minyak-minyak tersebut tidak boleh dipanaskan ulang.
Olahan dari minyak tak jenuh justru lebih cepat rusak apabila dipanaskan.
Baca Juga: Sembelit Karena Terlalu Banyak Makan Opor? Ini 4 Dampak Konsumsi Makanan Bersantan Berlebihan
Selain itu, olahan dari minyak kelapa seperti santan lebih tahan terhadap panas.
Jadi, selama bahan makanan belum terasa asam atau kecut, maka sebenarnya masih aman untuk dimakan, teman-teman.
Dengan demikian, olahan makanan bersantan yang dipanaskan kembali terbilang aman untuk dikonsumsi.
Namun, memakan makanan bersantan saat lebaran tidak boleh berlebihan, ya.
Sebab, jika dimakan berlebihan bisa menyebabkan gangguan kesehatan, terutama pada organ peredaran darah.
Kandungan Gizi Menyusut
Meski masih layak untuk dikonsumsi, makanan bersantan yang dipanaskan kembali akan mengurangi kandungan gizi di dalam makan tersebut.
Penurunan kandungan gizi dalam makanan bersantan yang dipanaskan ini terjadi karena beberapa vitamin di dalamnya mudah larut dalam air.
Sebagai contoh, vitamin B dan vitamin C yang ada dalam santan akan larut karena pemanasan, sehingga nilai gizi santan akan berkurang.
Baca Juga: Pasien Diabetes Perlu Waspada, Ini 3 Menu Lebaran yang Bisa Bikin Gula Darah Naik
Jadi, bila makanan bersantan dipanaskan berkali-kali, maka vitamin dalam sayurannya akan semakin rusak.
Selain kandungan gizi yang berkurang, makanan bersantan yang dipanaskan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.
Jadi, meski makanan bersantan yang dipanaskan berkali-kali aman dimakan, tapi efeknya adalah peningkatan kolesterol pada tubuh.
Peningkatan kadar kolesterol jahat itu terjadi lantaran timbulnya lapisan lemak di dalam olahan santan.
Lemak jenis inilah yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat.
Tingginya kadar kolesterol jahat di dalam tubuh dapat berisiko memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung.
Cara Memanaskan Makanan Bersantan
Bobo berikan tips memanaskan makanan bersantan tanpa mengubah kualitasnya, ya, teman-teman.
Memanaskan makanan bersantan dengan benar menjaga nilai gizi dan mengurangi pembentukan kolesterol jahat.
Baca Juga: Perlu Tahu! Ini Besaran Kalori 7 Jenis Makanan Lebaran dan Bahayanya Jika Berlebihan
Berikut tips memanaskan makanan bersantan:
1. Hangatkan panci sebelum memasukkan makanan bersantan
Panci yang akan digunakan untuk memanaskan makanan bersantan sebaiknya dihangatkan terlebih dahulu.
Caranya dengan meletakkan panci dalam keadaan kosong di atas api. Setelah panci terasa hangat, masukkan makanan bersantan yang akan dipanaskan.
2. Masak dengan api kecil
Saat memanaskan makanan bersantan, pastikan menggunakan api kecil, ya.
Jika api terlalu besar, maka santan akan cepat matang dan rentan pecah.
Oleh karena itu, penting untuk mengecilkan api kompor saat memanaskan makanan bersantan.
3. Aduk saat dipanaskan
Selain menggunakan api kecil, makanan bersantan sebaiknya diaduk perlahan.
Mengaduk santan saat dipanaskan ini bertujuan agar santan tidak pecah dan rusak sehingga kandungan kolesterol jahat akan meningkat.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Healthline,Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR