Bobo.id - Teman-teman pernah dengar penyakit thalasemia? Penyakit thalasemia adalah penyakit yang menyerang sel darah merah, hingga membuat pasiennya harus melakukan transfusi darah seumur hidup.
Selain itu, penyakit thalasemia juga dapat diturunkan secara genetik dan juga disebabkan karena, tubuh tidak cukup menghasilkan protein hemoglobin.
Protein ini penting, sebab hemoglobin pada sel darah merah bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Jika sampai kekurangan, maka sel darah merah cepat mati dan oksigen tidak bisa dialirkan dengan baik.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai thalasemia, kita bisa menyimak informasi ini. Yuk, simak!
Kasus Thalasemia di Indonesia
Menurut data dari Yayasan Thalasemia Indonesia, jumlah kasus talasemia di Indonesia ternyata mengalami peningkatan, lo.
Dari yang awalnya sebanyak 4.896 kasus pada 2012, sekarang menjadi 10.973 pada 2021.
Akibatnya, penyakit thalasemia menjadi peringkat kelima yang perlu diwaspadai, setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, dan stroke.
Baca Juga: Tenggorokan Sakit Sehabis Makan Gorengan? Ini 5 Bahan Alami untuk Mengatasinya
Meskipun tidak menular, namun bukan berarti penyakit ini bisa diabaikan karena dapat dibawa oleh dua orang pembawa sifat melalui perkawinan.
Oleh karena itu, teman-teman harus mendeteksi penyakit thalasemia sedini mungkin agar bisa dicegah melalui pemeriksaan darah.
Mendeteksi Penyakit Thalasemia
Untuk mendeteksi penyakit thalasemia, teman-teman bisa melakukan pemeriksaan penyakit keluarga dan darah. Selain itu, kita harus mengamati gejala-gejalanya yang berupa.
- Anemia
- Pucat
- Lemas
- Hemoglobin yang rendah
Mengetahui penyakit thalasemia jangan sampai terlambat, karena dengan begitu kita bisa melakukan pengobatan lebih awal.
Baca Juga: Bikin Cepat Basi, Ini 5 Kesalahan Menyimpan Makanan Sisa Lebaran yang Masih Sering Dilakukan
Meskipun thalasemia tidak bisa disembuhkan dan pasiennya harus melakukan transfusi darah terus-menerus.
Namun, setidaknya penyakit ini dapat dicegah dengan penyuluhan kepada masyarakat, agar tidak melakukan perkawinan antar sesama pembawa sifat thalasemia .
Selain itu, thalasemia juga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu.
1. Thalasemia Mayor
Thalasemia jenis ini menyebabkan hemoglobin pada sel darah merah menghilang.
Sehingga, gejala dan tingkat penyakitnya parah dan membutuhkan transfusi darah secara rutin seumur hidup, setiap dua hingga empat minggu sekali.
Gejala-gejala yang dirasakan pasien thalasemia mayor, kulit pucat, menurunnya selera makan, dan munculnya penyakit kuning.
2. Thalasemia Intermedia
Thalasemia jenis ini memang tidak terlalu parah, karena hemoglobinnya tidak sepenuhnya hilang.
Selain itu, jika tidak perlu terlalu rutin melakukan transfusi darah.
3. Talasemia Minor
Pasien yang mempunyai thalasemia minor tidak terlalu bergejala dan bisa melakukan aktivitas dengan baik.
Bahkan, mereka tidak memerlukan transfusi darah rutin.
Tetapi, mereka mempunyai sifat pembawa dan masih bisa menurunkan penyakit thalasemia pada keturunannya.
Nah, itulah informasi mengenai thalasemia di Indonesia dan cara mendeteksinya lebih awal.
(Penulis: Alinda Hardiantoro)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR