Bobo.id - Kini peran peralatan elektronik rumah tangga tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya adalah rice cooker. Dengan kehadiran rice cooker, kini memasak nasi menjadi lebih mudah dan cepat.
Kita hanya perlu mencampurkan beras dengan air dan menyalakan rice cooker. Dalam hitungan menit pun, nasi sudah bisa matang dan kita bisa menyantapnya bersama keluarga.
Walaupun begitu, ternyata penggunaan rice cooker ini rawan menimbulkan masalah, lo.
Seperti rice cooker yang berbau dan nasi yang tidak tahan lama.
Jika sudah begitu, biasanya kita akan bertanya-tanya mengapa ini terjadi, bahkan bisa tak jarang kita mengira rice cooker kita rusak.
Padahal hal itu terjadi salah satunya karena pembersihan yang kita lakukan pada rice cooker tidak benar-benar bersih, lo.
Agar tidak berulang dan membuat rice cooker cepat rusak, ada baiknya kita mengetahui penyebab rice cooker cepat bau berikut!
1. Nasi Sisa yang Busuk
Baca Juga: Tidak Perlu Repot, Begini Cara Mudah Bersihkan Kerak Nasi di Panci Rice Cooker
Setelah kita menanak nasi biasanya akan ada nasi atau butiran beras yang tersisa dalam rice cooker.
Nah, butiran beras yang tertinggal ini jika dibiarkan cukup lama maka akan mengalami pembusukan.
Bau yang ditimbulkan dari butiran beras yang membusuk ini tentu dapat mengganggu sehingga perlu dibersihkan secara menyeluruh.
2. Proses Pembersihan yang Terburu-buru
Karena ingin digunakan kembali, seringkali kita membersihkan rice cooker secara terburu-buru.
Nah, tentu ini akan berdampak pada rice cooker. Ada baiknya, kita membersihkannya secara menyeluruh.
Teman-teman bisa membersihkan dengan mengelapnya menggunakan lap lembab. Perhatikan juga sisa-sisa nasi yang tertinggal agar tidak ada bakteri yang tumbuh, ya.
3. Bakteri dari Sisa Beras yang Bereaksi dengan Beras Baru
Tentu kita sudah mengetahui bahwa bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil. Ini membuat kita kesulitan untuk melihatnya.
Baca Juga: Sisa Nasi di Rice Cooker Bisa Buat Nasi Baru Jadi Bau, Ketahui Sebab Lain Nasi Jadi Bau
Padahal rice cooker yang tidak dibersihkan secara menyeluruh rentan menjadi sarang bakteri yang muncul dari beras yang basi, lo.
Dalam beberapa kasus, bakteri yang sudah terlanjur bersarang di rice cooker ini akan membuat nasi menjadi bau.
Selain itu, bakteri yang menumpuk juga akan membuat rice cooker cepat rusak.
4. Kelembapan dalam Beras
Ketika kita menanak nasi, baik menggunakan rice cooker atau panci di kompor, kita biaasanya akan menambahkan sejumlah air hingga menghasilkan uap.
Nah, uap ini bisa membuat rice cooker menjadi lembab, teman-teman. Padahal, bakteri cenderung menyukai area yang lembap untuk tumbuh, lo.
Nasi yang tersisa di rice cooker juga mengandung cukup air sebagai tempat bakteri hidup.
Kalau sudah begitu, bagaimana?
Jangan khawatir, kuncinya adalah rawatlah rice cooker dengan benar. Setelah rice cooker selesai digunakan, ada baiknya buka tutup rice cooker.
Baca Juga: Selama Ramadan Nasi Sering Tak Habis, Apa yang Terjadi Jika Nasi Kelamaan Disimpan di Rice Cooker?
Ini akan membuat udara dalam rice cooker bersirkulasi dan tidak menjadi bau.
5. Tepung dari Beras
Tahukah teman-teman? Ternyata dalam beras terkandung pati, lo.
Nah, rice cooker yang bekerja dengan panas tinggi bisa mendorong pelepasan pati pada beras.
Pati yang memiliki bau melekat ini akan dilepaskan lebih cepat dalam jumlah banyak saat teman-teman menaikkan suhu penanak nasi.
Untuk mencegahnya, teman-teman bisa mencuci dan meniriskan beras hingga bersih terlebih dahulu sebelum menanaknya.
Ini akan mengurangi pati yang dilepaskan sehingga dapat mengurangi bau yang tidak sedap di rice cooker.
Nah, itulah lima hal yang menyebabkan nasi di rice cooker cepat bau. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi teman-teman, ya.
(Penulis: Lolita Valda Claudia)
Kuis! |
Apa yang akan terjadi jika bakteri menumpuk di rice cooker? |
Petunjuk: cek di halaman 3! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR