Misalnya, kita berlari ketika mendengar suara mengejutkan saat berada di tempat sepi, atau menutup wajah dengan selimut.
Bagian pada otak yang bernama amigdala, berfungsi untuk mengatur perasaan takut yang kita rasakan.
Saat merasa takut atau stres, amigdala akan aktif sementara otak sadar akan dikesampingkan.
Bersamaan dengan proses tersebut, pelepasan neurokimia dan hormon membuat denyut jantung semakin meningkat.
Sayangnya, saat kita terlalu takut, bagian otak depan kita yang disebut lobus frontal, tidak bisa mengendalikan rasa takut dengan baik.
Itulah mengapa kita kurang bisa berpikir dengan jernih saat berada dalam keadaan takut dan stres.
Rasa takut yang terbentuk ini akan semakin besar dan sulit dikendalikan oleh pikiran sadar kita.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Otak Manusia, Bisa Hasilkan Listrik hingga Jadi Tempat Penyimpanan Tak Terbatas
Mengapa Rasa Takut Bisa Hilang?
Pada contoh kasus ketakutan terhadap gelap, ketika tiba-tiba lampu mati, imajinasi di dalam otak kita semakin berkembang.
Oleh karena itu, muncullah pikiran-pikiran yang membuat kita merasa takut dan cemas.
Dan ketika kecemasan tersebut meningkat, otak akan mengendalikan indra visual dan pendengaran kita menjadi lebih aktif.
Source | : | livescience,Science Focus |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR