Bobo.id - Tempe adalah salah satu makanan yang terkenal di Indonesia dengan kandungan protein yang tinggi.
Bahkan ada banyak menu yang bisa diolah dari bahan tempe, sehingga makanan ini tidak pernah absen di meja makan.
Karena itu, tidak ada salahnya memiliki persediaan tempe di rumah untuk dimasak setiap harinya.
Untuk bisa memiliki persediaan tempe, penting bagi teman-teman untuk bisa menyimpannya dengan benar.
Terbuat dari fermentasi kedelai, membuat tempe tidak bisa disimpan dengan cara sembarangan.
Bila dilakukan dengan cara yang salah, bisa-bisa tempe menjadi cepat basi dan justru tidak baik untuk dimakan.
Berikut beberapa cara untuk menyimpan tempe yang bisa teman-teman coba di rumah.
1. Batas Waktu Pemakaian
Tempe lebih baik cepat diolah setelah baru dibeli. Tempe yang terlalu lama disimpan akan mengalami penurunan kualitas yang terlihat dari rasa, tekstur, warna, dan bau.
Baca Juga: Bikin Tambah Selera Makan, Ternyata Begini Cara Bikin Mendoan Lembut dan Gurih Ala Pedagang
Jadi baiknya segera olah tempe maksimal dua hari setelah dibeli, karena selama belum dimasak, tempe akan terus mengalami proses fermentasi.
Apabila hendak memasak tempe, tidak disarankan menggunakan tempe dengan usia lebih dari dua atau tiga hari. Namun hal tersebut kembali lagi kepada kualitas tempe yang didapat.
2. Sebaiknya Simpan dalam Chiller
Jika teman-teman tak sempat memasak tempe secara langsung, bisa dimasukkan ke dalam chiller. Namun penyimpanan di chiller juga akan menimbulkan perubahan dalam segi rasa, tekstur, dan warna.
Bungkus tempe dengan plastic wrap sebelum disimpan dalam chiller. Pastikan tak ada lubang dan kedap udara, supaya tidak timbul bintik-bintik air yang bisa merusak tekstur tempe.
Selain itu, teman-teman juga tidak disarankan menyimpan tempe di dalam freezer. Tempe yang beku akan berubah warna menjadi hitam dan agar busuk saat dicarikan untuk dimasak.
Jika teman-teman terpaksa menyimpan tempe dalam freezer lebih baik simpan selama satu hari saja, jangan sampai berhari-hari atau lewat satu minggu. Sementara kalau disimpan di chiller direkomendasikan tak lebih dari tiga hari.
Tempe yang keluar dari chiller atau freezer yang hendak dimasak, lebih baik didiamkan di ruang terbuka sampai suhunya sesuai dan setara dengan suhu ruangan.
Paling tidak diamkan tempe selama 10-15 menit, sampai bagian dalam tempe sudah tidak dingin. Tujuan menyesuaikan suhu tempe dari chiller atau freezer adalah agar tekstur tempe bisa kembali normal dan tak terlalu keras.
Baca Juga: Sama-Sama dari Kedelai dan Menyehatkan, Apa Perbedaan Oncom dan Tempe?
3. Tak Perlu Dimasak Dulu
Teman-teman mungkin mengenal teknik masak ayam ungkep, selesai dimasak bisa disimpan dalam freezer. Kalau mau dimakan, dipanaskan kembali.
Namun bagaimana kalau melakukan cara yang sama terhadap tempe? Apakah bisa?
Cara tersebut tidak disarankan untuk menyimpan tempe. Justru tempe akan lebih baik disimpan dalam kondisi mentah.
Makanan yang sudah dimasak maka kualitasnya akan menurun. Sedangkan tempe yang sudah disimpan di dalam freezer atau chiller harus dimasak atau dihangatkan lagi saat hendak disantap.
Hal tersebut dapat mengurangi kualitas tempe dua kali lipat, sebab tempe dimasak dan disimpan lalu dimasak lagi, maka akan mengurangi segi rasanya juga.
4. Kukus Agar Fermentasi Berhenti
Untuk menyimpan tempe lebih lama, teman-teman bisa mengukusnya terlebih dahulu agar proses fermentasi menjadi berhenti.
Sehingga kedelai tidak terus berkembang dan tempe tidak menjadi busuk karena terlalu matang. Setelah itu, tempe bisa dikemas dan disimpan dalam kulkas atau freezer.
Baca Juga: Berbuka dengan Nyomok Tempe Kedelai, Makanan Khas Kota Kelahiran Kartini, yuk!
Setelah mengetahui cara menyimpan, pahami juga ciri-ciri tempe busuk, sehingga teman-teman tidak akan salah menilai kondisi tempe yang sedang disimpan.
Ciri-ciri Tempe Busuk
1. Warna Tempe
Trik pertama untuk mengetahui kondisi tempe masih baik atau tidak adalah dengan melihat warna permukaan tempe.
Tempe yang masih dalam kondisi baik akan memiliki warna kuning dan ada jamur di sekitarnya berwarna putih. Bila tempe sudah berubah warna menjadi cokelat, bisa jadi tempe sudah mengalami pembusukan.
2. Mudah Hancur
Ciri lain dari kondisi tempe yang sudah buruk adalah teksturnya yang mudah hancur. Tempe yang masih baik akan memiliki tekstur padat sera jamur yang mirip seperti kapas.
Untuk mengeceknya, coba tekan tempe secara perlahan dan coba rasakan teksturnya.
Hindari juga tempe yang bulir kedelainya mudah terlepas, karena itu tanda kualitasnya mulai menurun.
Baca Juga: Bukan Hanya Tahu dan Tempe, Ini 5 Makanan Olahan dari Kacang Kedelai yang Menyehatkan
3. Aroma Jamur Menyengat
Teman-teman juga bisa melihat tempe masih dalam kondisi baik atau tidak dari aroma jamur yang menyengat atau tidak.
Tempe yang berkualitas baik akan memiliki aroma yang tidak menyengat atau sangit.
Jadi saat akan memasak tempe, coba cium aroma tempe, kalau mulai beraroma menyengat sebaiknya jangan dimasak.
Nah, itu tadi cara menyimpan tempe serta mengetahui kondisinya yang masih layak konsumsi atau tidak.
(Penulis: Yana Gabriella Wijaya/Amirul Nisa)
Kuis! |
Kapan Yellow Notice boleh dikeluarkan? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,Gridkids.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR