Bobo.id - Otak manusia selalu bekerja untuk menggerakkan informasi pada sinyal saraf selama kita hidup, itulah mengapa kita harus menjaga kesehatannya.
Memangnya otak bisa merasa sakit, Bo? Meskipun otak kita tidak bisa sakit, namun otak masih bisa mengalami gangguan, seperti mudah lupa, susah berkonsentrasi, atau lambat mengerti.
Otak kita bekerja terus-menerus, sehingga otak membutuhkan vitamin, mineral, glukosa, antioksidan, dan aliran darah yang lancar untuk membantu pekerjaannya.
Antioksidan meningkatkan daya ingat, mencegah efek radikal bebas, mengurangi peradangan, dan menurunkan risiko penurunan kemampuan kognitif dan demensia.
Selain memperhatikan apa yang kita konsumsi, beberapa kebiasaan tidak sehat ternyata juga bisa menyebabkan gangguan pada otak. Ada apa saja? Yuk, simak!
1. Mengonsumsi Makanan dan Minuman Tidak Sehat
Tahukah kamu, makanan yang kita konsumsi setiap hari juga akan berpengaruh pada kesehatan otak, lo.
Menurut penelitian, makanan kurang sehat dapat mengganggu bagian otak yang berhubungan dengan pemahaman, ingatan, dan mental.
Dilansir dari Livescience, kita perlu mengurangi konsumsi lemak jenuh, gula, dan makanan olahan supaya otak kita tetap sehat.
Menurut penelitian tentang Alzheimer dan Demensia, menghindari beberapa jenis makanan di atas bisa mengurangi risiko penyakit Alzheimer hingga 53 persen.
Oleh sebab itu, jika kamu masih suka makanan cepat saji, minuman dengan rasa manis berlebihan, dan makanan kurang sehat lainnya, segera hentikan kebiasaan tersebut.
Lebih baik, kita mulai mengonsumsi beragam buah, sayur, dan makanan yang bisa menambah asupan vitamin, mineral, dan antioksidan di dalam tubuh.
2. Kurang Tidur
Siapa di antara teman-teman yang sering begadang pada saat liburan? Begadang bukanlah suatu hal yang baik dilakukan siapapun, baik pada usia muda maupun usia tua.
Jika kita tidur dengan waktu yang kurang, maka otak kita bisa sering mengalami lupa, sulit berpikir, dan sulit untuk fokus terhadap suatu hal.
Ketika tidur, kelenjar di otak kita memproduksi hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan secara alami oleh kelenjar pituitari dan hipofisis di otak.
Faktanya, hormon pertumbuhan lebih banyak diproduksi ketika malam hari, khususnya saat tubuh sedang beristirahat.
Nah, supaya hormon ini bisa melakukan fungsinya, kita harus mempunyai pola hidup sehat, salah satunya tidur dengan waktu 7 hingga 9 jam.
Baca Juga: Tak Bisa Disepelekan, Ini 4 Peran Ajaib Musik untuk Perkembangan Otak
Jika kurang dari waktu istirahat yang dianjurkan, membuat kerja hormon ini terganggu sehingga pertumbuhan juga menjadi terhambat.
3. Kurang minum
Selain menghindari dehidrasi, memenuhi kebutuhan air untuk tubuh juga bisa membuat otak kita kembali fokus.
Menurut National Institutes of Health, air dibutuhkan otak untuk berfungsi dengan baik, serta membantu pengaturan suhu dan distribusi oksigen.
Ketika tubuh kita kurang terhidrasi dengan baik, maka hipotalamus akan mengatur saraf untuk menyampaikan pesan bahwa kita harus minum.
Faktanya, kekurangan air atau juga disebut dehidrasi membuat tubuh kita lemas, serta otak kita kurang bisa bekerja dengan baik.
Air memudahkan tubuh untuk mengedarkan darah, inilah sebabnya orang yang kurang cairan, bisa memengaruhi kerja otak.
4. Jarang Olahraga
Olahraga meningkatkan neuroplastisitas pada otak. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak melakukan perubahan dan adaptasi ketika ada koneksi baru pada saraf.
Perubahan ini terjadi saat seseorang mengalami pengalaman baru dalam kehidupan sehari-harinya.
Menurut penelitian dari Proceedings of the National Academy of Sciences, bersepeda selama 10 menit dapat meningkatkan aktivitas hipokampus. Hipokampus berfungsi untuk mengingat peristiwa, fakta, dan menciptakan kenangan baru.
----
Kuis! |
Mengapa tidur yang cukup diperlukan oleh otak kita? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience,Alodokter.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR