Bobo.id - Setiap manusia pasti punya aroma badan yang berbeda-beda dan biasanya akan tercium ketika berkeringat.
Oleh karena itu, banyak yang mengira keringat kita berbau dan jadi tidak percaya diri.
Aroma atau bau badan manusia, dinamakan bromhidrosis yang terkadang baunya menyengat dan mengganggu orang-orang di sekitar.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata bau badan yang tercium saat berkeringat bukanlah disebabkan cairan keringat.
Lalu, apa penyebab bau badan, ya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut, yuk!
Penyebab Bau Badan
Keringat yang keluar dari pori-pori manusia, sebenarnya tidak punya aroma yang menyengat, lo.
Keringat bisa tercium tidak sedap karena dipicu oleh bakteri yang tumbuh di area badan yang sedang berkeringat.
Selain itu, bau badan juga dipicu oleh kelenjar keringat yang jadi tempat produksi keringat.
Manusia punya dua kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
Menurut penelitian, kelenjar apokrin inilah yang memicu bau badan manusia.
Baca Juga: Jadi Pertimbangan saat Membeli Baju, Ini 5 Bahan Kain yang Nyaman dan Menyerap Keringat
Sebab, kelenjar apokrin bertugas untuk mendinginkan tubuh dan mengandung protein yang bisa diuraikan oleh bakteri hingga menghasilkan bau badan.
Kelanjar apokrin sendiri ada di area ketiak dan mulai aktif ketika memasuki usia pubertas.
Sedangkan, kelanjar ekrin ada di lapisan bawah kulit yaitu dermis.
Jika keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin tinggi kandungan protein, keringat yang keluar dari kelenjar ekrin tinggi kandungan garam.
Akibatnya, bakteri sulit menguraikannya dan tidak menghasilkan bau badan.
Pemicu Bau Badan
Lebih lanjutnya, bukan hanya bakteri dan kelenjar apokrin saja pemicunya, tetapi ada faktor lain kenapa keringat kita jadi berbau tidak sedap, yaitu:
1. Kelebihan Berat Badan
Berat badan berlebih atau obesitas menyebabkan adanya lipat lemak, sehingga memicu produksi dan menahan keringat di tubuh.
Akibatnya, banyak bakteri yang bereaksi dengan keringat dan mengeluarkan bau badan yang menyengat.
2. Makan Makanan Pedas
Ternyata, makanan pedas tidak hanya memengaruhi sistem pencernaan, lo.
Namun, juga memengaruhi bau keringat dan memicu bakteri berekasi dengan keringat, hingga menghasilkan bau badan yang lebih menyengat.
3. Stres
Stres menyebabkan kelenjar apokrin bekerja lebih keras. Oleh karena itu, protein dalam keringatnya lebih banyak dan bereaksi dengan bakteri.
Akibatnya, bau badan lebih menyengat serta mengganggu kenyamanan.
4. Keringat Berlebih
Beberapa orang punya masalah ketika memproduksi keringat.
Biasanya keringat keluar secara berlebihan, padahal tidak melakukan aktivitas berat atau cuacanya sedang tidak panas.
Akibatnya, keringat bisa makin bau karena keluar terlalu banyak dan sering, sehingga banyak bakteri yang bereaksi.
5. Genetika
Pengaruh genetika atau keturunan juga menyebabkan bau badan, lo.
Baca Juga: Mengapa Tubuh Keringat Dingin saat Kita Demam? Ini Penjelasannya
Jadi, bisa saja bau badan kita mirip dengan anggota keluarga lainnya. Ada yang baunya tidak menyengat, ada yang biasa saja, atau ada yang menyengat hingga mengganggu.
6. Penyakit
Adanya penyakit lain juga memengaruhi bau badan yang tercium ketika berkeringat.
Biasanya, pasien diabetes, penyakit ginjal dan hati, serta tiroid punya bau badan yang tidak biasa.
Oleh karena itu, jika bau badan teman-teman mulai tercium tidak biasa, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui penyakit lebih awal.
Nah, itulah berbagai macam penyebab bau badan manusia, mulai dari kelebihan berat badan hingga penyakit.
Baca Juga: Apakah Anjing Juga Bisa Berkeringat seperti Manusia? Ini Penjelasannya
(Penulis: Dinda Zavira Oktavia)
---
Kuis! |
Apa istilah untuk aroma badan manusia? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR