Bobo.id - Taman Nasional Way Kambas yang terletak di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, merupakan taman nasional pertama dan tertua di Indonesia.
Dibuat dengan tujuan konservasi, Way Kambas didirikan pada tahun 1937 oleh pemerintah Belanda.
Awal terbentuknya taman nasional ini semata ingin melindungi keberadaan gajah, namun sekarang ada beragam spesies hewan yang dilindungi di Way Kambas.
Dilansir dari waykambas.org, ada sekitar 400 lebih jenis hewan yang dilindungi di sana dengan berbagai spesies.
Nah, kali ini kita akan menyebutkan 5 dari banyak spesies hewan yang dilindungi di Taman Nasional Way Kambas. Yuk, cari tahu!
Gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) adalah salah satu jenis hewan yang paling terkenal di Taman Nasional Way Kambas.
Gajah sumatra merupakan contoh spesies gajah asia yang punya telinga dan badan lebih kecil dari gajah afrika, serta bentuk kepala yang seperti kubah terbelah.
Sebagai mamalia terbesar di Indonesia, gajah sumatra beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 meter pada bahu.
Periode kehamilan untuk bayi gajah sumatra adalah 22 bulan dengan umur rata-rata sampai 70 tahun.
Sayangnya, IUCN (International Union for Conservation of Nature) menetapkan spesies ini ke dalam kategori satwa terancam kritis karena perburuan.
Gajah sumatera memiliki bobot 2000-3000 kg, sehingga ukurannya 2 sampai 3 kali lebih besar dari gajah pada umumnya.
Baca Juga: 10 Jenis Burung yang Dilindungi di Indonesia, Ada Elang hingga Kakatua
Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) saat ini telah berstatus kritis atau critically endangered menurut IUCN.
Dilansir dari Kompas.com, perburuan liar merajalela dan menyebabkan hampir seluruh kematian hewan ini.
Bagian-bagian tubuh harimau banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama di Tiongkok, meskipun bukti ilmiahnya sangat banyak bahwa mereka tidak memiliki nilai manfaat.
Harimau sumatra sendiri punya panjang tubuh sekitar 250 cm dari kepala hingga kaki dengan berat sekitar 140 kg, untuk spesies jantan.
Sedangkan spesies betinanya rata-rata memiliki panjang sekitar 198 cm dan berat sekitar 91 kg.
Harimau Sumatra juga memiliki garis-garis tubuh yang lebih rapat dan bulunya berwarna jingga lebih gelap daripada subspesies lainnya.
Jangan sepelekan kecepatan Harimau Sumatra, ternyata mereka dapat berlari hingga hampir 64 kilometer per jam, hanya dalam waktu yang singkat.
Harimau Sumatra merupakan hewan yang istimewa, yang menjadi satwa endemik dan salah satu wujud kekayaan Indonesia.
Badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan spesies badak asia yang mempunyai dua cula.
Menurut data IUCN, spesies ini telah dikategorikan sebagai spesies hewan terancam kritis.
Baca Juga: Manfaat Kita Memelihara Hewan, Salah Satunya Latihan Tanggung Jawab
Spesies ini merupakan jenis badak terkecil, meskipun masih tergolong hewan mamalia yang besar, namun beratnya dilaporkan berkisar antara 500 sampai 1.000 kg.
Punya dua cula, badak sumatra yang berukuran besar adalah cula pada hidung, biasanya 15–25 cm, sedangkan cula yang lain biasanya berbentuk seperti sebuah pangkal.
Beberapa waktu yang lalu, induk badak Sumatra bernama Rosa yang melahirkan anak badak betina di Taman Nasional Way Kambas.
Badak dapat hamil hingga 450 hari atau sekitar 15 bulan, seperti masa kehamilan Rosa.
Meski memiliki masa kehamilan yang lama, badan hanya akan melahirkan satu anak setiap tiga hingga empat tahun.
Hal ini juga menjadi faktor penyebab kelangkaan badak sumatra selain karena perburuan liar yang dilakukan manusia.
Tapir (Tapirus indicus) mempunyai bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling.
Hewan ini dilindungi di Taman Nasional Way Kambas karena IUCN telah memasukkannya ke dalam status terancam punah sejak 1986.
Melansir dari Livescience, tapir sudah ada di dunia sejak 20 juta tahun yang lalu. Tapir juga ditemukan di hampir semua benua di dunia, kecuali Benua Antartika.
Tapir memiliki waktu mengandung anak yang lebih lama daripada manusia, yaitu 13 bulan. Dalam satu kali masa kehamilan, tapir hanya dapat melahirkan satu ekor anak tapir.
Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Ada Hewan yang Punah? Ini Penjelasannya
Ketika masih kecil, anak tapir mempunyai pola garis cokelat pada tubuhnya.
Namun setelah dewasa, garis cokelat tersebut akan pudar dan terlihat seperti tapir pada umumnya, yaitu hitam dan putih.
Anak tapir berhenti tumbuh pada usia 18 bulan, dan dapat hidup selama 25 hingga 30 tahun.
Faktanya, setiap tanggal 27 April dunia merayakan Hari Tapir Sedunia, sebagai peringatan bahwa konservasi dan perlindungan tapir pada masa ini.
Kijang (Muntiacus muntjak) merupakan spesies hewan yang tersebar paling banyak di wilayah Asia.
Ciri khas hewan ini adalah mempunyai tanduk sepanjang kurang lebih 15 sentimeter, yang dapat tumbuh kembali setelah patah.
Kijang memiliki tubuh yang kecil sehingga kijang lebih lincah dan larinya lebih cepat daripada rusa.
Meskipun hewan omnivora, kijang memiliki gigi taring yang tajam dan panjang sampai muncul ke luar mulut.
Kijang jantan memiliki gigi yang lebih tajam daripada kijang betina. Makanan kijang berupa buah, daun, rumput, tetapi kadang-kadang makan telur dan bahkan serangga.
Menurut IUCN, spesies ini telah dikategorikan sebagai spesies dengan tingkat risiko rendah, namun perlu dilestarikan.
---
Kuis! |
Mengapa harimau sumatra dapat mengalami kelangkaan? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR