Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kurikulum Merdeka kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang aktivitas masyarakat masa Islam.
Aktivitas masyarakat masa Islam tidak lepas dari berdirinya berbagai kerajaan Islam, salah satunya Kerajaan Mataram.
Kerajaan Mataram Islam adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke-16 hingga abad ke-18.
Kerajaan Mataram Islam dipercaya penduduknya sebagai pusat dunia. Masyarakat pada masa itu menjulukinya dengan nama "pusat jagad".
Pada materi IPS kali ini, kita akan belajar lebih lengkap tentang Kerajaan Mataram Islam. Simak informasi berikut ini, yuk!
Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Mataram
Tahukah teman-teman? Kerajaan Mataram ini ternyata didirikan oleh Sutawijaya sekitar tahun 1586.
Sebagai informasi, Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Pamanahan yang mendapat kepercayaan Sultan Hadiwijaya untuk memimpin Hutan Mentaok.
Sutawijaya memberi nama kawasan Hutan Mentaok ini menjadi Mataram dan dia pun mendapatkan gelar Panembahan Senopati.
Awalnya, terjadi konflik perebutan penerus takhta kekuasaan di Kerajaan Pajang antara Pangeran Benowo dengan Arya Pangiri.
Pada tahun 1583, Arya Pangiri kemudian menjadi Raja Kerajaan Pajang dan menggantikan Sultan Hadiwijaya.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Makassar: Simbol Kegigihan Nusantara Melawan Supremasi Asing, Materi IPS
Namun selama berkuasa, dia mengabaikan kepentingan rakyat sehingga membuat Pangeran Benowo memberontak.
Dengan dibantu oleh Panembahan Senopati, Pangeran Benowo menyerang Pajang dan berhasil dikalahkan sehingga Benowo menjadi raja ketiga.
Namun kekuasaannya tidak berlangsung lama karena dia lebih memilih untuk menyebarkan agama Islam, teman-teman.
Pada tahun 1586, kekuasaan Pangeran Benowo di Pajang pun berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota yang dapat meneruskan.
Oleh karena itu Panembahan Senopati atau Sutawijaya kemudian menjadikan Pajang sebagai negeri bawahan Mataram.
Sejak itulah kemudian resmi didirikan Kerajaan Mataram pada tahun 1586 dan dipimpin oleh Panembahan Senopati.
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Puncak kejayaan Kerajaan Mataram diketahui saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada tahun 1613-1645 M.
Pada masa kekuasaannya, Sutan Agung berhasil menguasai banyak daerah kekuasaan di berbagai wilayah di Jawa.
Selain itu, kemajuan Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Sultan Agung juga berhasil menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat.
Beberapa diantaranya adalah pada bidang ekonomi, keagamaan, budaya, hukum, pemerintahan, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalannya
Di masa kepemimpinannya, Sultan Agung memiliki beberapa kebijakan penting dalam bidang ekonomi yang diusungnya, yakni pertanian, fiskal, dan moneter.
Dalam sektor pertanian, Sultan Agung memberikan tanah pada petani dan membentuk forum komunikasi sebagai tempat pembinaan.
Dalam urusan fiskal, Sultan Agung mengatur regulasi pajak yang tidak memberikan beban kepada rakyat.
Kemudian pada bidang moneter, Sultan Agung membentuk lembaga keuangan untuk mengelola dana kerajaan.
Di bidang keagamaan dan hukum Islam, Sultan Agung juga menerapkan aturan yang sesuai dengan aturan Islam.
Pada bidang kebudayaan dan kesenian, Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang sangat berperan dalam memajukan kesenian wilayahnya.
Kemunduran Kerajaan Mataram
Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Sultan Agung kalah dalam sebuah misi yang bertujuan untuk merebut Batavia.
Hal ini membuat bidang ekonominya kian merosot dan penurunan penduduk di pedalaman tidak dapat dihindari.
Setelah Sultan Agung wafat, takhta kesultanan diserahkan pada putranya yang bernama Susuhan Amangkurat I. Lokasi Keraton dipindahkan ke Plered.
Setelah Amangkurat I wafat, maka kekuasaan digantikan oleh Amangkurat II namun kondisi Mataram mengalami kemunduran karena pengaruh VOC.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Demak sebagai Tunas Supremasi Kejayaan Nusantara, Materi IPS
Sepeninggal Amangkurat II, campur tangan VOC menciptakan perang antara Paku Buwono I melawan Amangkurat III.
Sayangnya, perang berakhir dengan kemenangan Paku Buwono I sehingga mulailah era pemerintahan dinasti Pakubowono di Mataram.
Tak hanya itu saja, Belanda juga berhasil memecah belah keluarga kerajaan hingga timbul banyak pergolakan.
Perselisihan antara kerabat kerajaan kemudian diakhiri dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.
Dalam kesepakatan itu, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan yakni Kasultanan Ngayogyakarya dan Kasunanan Surakarta.
Dipecahnya kerajaan menjadi dua kekuasaan ini secara praktis mengakhiri riwayat Kerajaan Mataram, teman-teman.
Peninggalan Kerajaan Mataram
Ada banyak jejak peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam yang masih bertahan dan bisa dilihat hingga kini, antara lain:
1. Masjid Kotagede, Yogyakarta.
2. Masjid Agung Gedhe Kauman.
3. Masjid Agung Surakarta.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Mengapa Benteng Fort Rotterdam Didirikan di Dekat Pantai?
4. Keraton Kasunanan Surakarta.
5. Keraton Kesultanan Yogyakarta.
6. Taman Sari.
7. Kompleks Makam Kerajaan Imogiri.
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang sejarah Kerajaan Mataram. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Foto: Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata
----
Kuis! |
Siapakah Sutawijaya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR