Nenek itu tidak mengatakan apa-apa dan pergi. Ia lalu kembali lagi membawa kendi lain. Pangeran Bahrom kembali melempari kendi itu dengan batu, dan pecah. Nenek itu pergi seperti sebelumnya, dan kembali untuk ketiga kalinya. Pangeran Bahrom kembali melempari kendinya sampai pecah. Pada saat itu, si nenek menatapnya dan berseru,
"Semoga kau jatuh cinta pada Apel Tertawa dan Apel yang Menangis!"
Setelah berkata begitu, nenek itu pun menghilang. Pangeran Bahrom menengok ke segala arah, namun nenek itu benar-benar lenyap bagai asap.
“Hari ini, pengalamanku lain dari biasanya,” gumam Pangeran Bahrom agak ceria.
Beberapa hari kemudian, kata-kata nenek itu ternyata menjadi kenyataan. Pangeran Bahrom tiba-tiba ingin sekali memiliki Apel Tertawa dan Apel Menangis. Ayahnya, bahkan seisi istana, tak mengerti mengapa pangeran tiba-tiba jadi seperti itu.
“Apa itu apel menangis dan apel tertawa, Bahrom?” tanya sang raja pada putranya.
“Aku juga belum pernah melihatnya, Ayah! Tapi tak tahu kenapa, aku ingin sekali memilikinya!” kata Pangeran Bahrom heran sendiri.
Hari demi hari, Pangeran Bahrom semakin ingin memiliki Apel Tertawa dan Apel menangis. Ia bagaikan jatuh cinta pada kedua apel itu. Ia tidak selera makan, dan hanya melamun di tempat tidurnya. Pangeran Bahrom mulai menyadari, ia telah terkena kutukan si nenek.
Sang Raja mendatangkan berbagai tabib untuk mengobatinya putra tunggalnya. tak ada yang bisa menyembuhkannya.
"Apa yang harus Ayah lakukan padamu?" tanya sang raja putus asa. "Di mana dua apel itu bisa ditemukan?"
Pangeran Bahrom akhirnya berkata, “Ayah, ijinkanlah aku yang mencarinya sendiri, sebab ini terjadi akibat kesalahanku sendiri juga.”
Baca Juga: Mengenal Legenda Peri Gigi yang Menghibur saat Kehilangan Gigi Susu Pertama #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR