Beberapa letusan gunung berapi eksplosif dan lainnya tidak. Letusan ini bergantung pada komposisi magma.
Jika magma tipis dan cair meletus, ia akan mengalir keluar dari gunung berapi. Aliran lahar ini jarang menimbulkan korban karena gerakannya lambat.
Di sisi lain, jika magma bersifat tebal dan lengket, maka gas tidak bisa lepas dengan mudah dari puncak gunung.
Tekanan akan menumpuk sampai gas keluar dengan keras dan meledak. Di jenis letusan ini, magma meledak ke udara dan pecah jadi potongan kecil.
Melansir laman USGS, ukuran ledakan magma ini bisa bervariasi, mulai dari sekecil partikel abu hingga batu-batuan berukuran besar.
Gunung meletus karena ada pergeseran lempeng tektonik pada lapisan bumi. Pergerakan ini terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung.
Gerakan lempeng mengakibatkan tekanan pada dapur magma dan membuat magma itu terdorong hingga ke atas.
Lempeng bumi yang paling aktif adalah lempeng Pasifik. Sebagian besar gunung berapi paling aktif di dunia terletak di wilayah ini.
Dilansir dari Earth Sky, terdapat kurang lebih 450 gunung berapi di lempeng Pasifik sehingga ini erat kaitannya dengan sebutan ring of fire.
Nah, sering atau tidaknya gunung meletus ini ternyata juga dipengaruhi dari lempeng mana ia berasal, teman-teman.
Aktivitas Vulkanik yang Tinggi
Baca Juga: Meskipun Merugikan Manusia, Ternyata Erupsi Gunung Api Bisa Bermanfaat bagi Bumi
Source | : | Kompas.com,ABC,earth sky |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR