Bobo.id - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ratusan gunung berapi dan tersebar di berbagai wilayah.
Sejumlah gunung berapi di Indonesia mengalami peningkatan aktivitas dalam beberapa hari terakhir, salah satunya Gunung Semeru.
Gunung Semeru mengalami letusan atau erupsi puluhan kali sejak statusnya ditingkatkan dari 'Siaga' menjadi 'Awas.
Saat gunung berapi mengalami erupsi, biasanya gunung mengeluarkan material berupa lava, gas, abu, batu, dan lain-lain.
Selain itu, Gunung Semeru juga mengalami satu kali awan panas guguran dengan amplitudo 22 mm dan lama gempa 386 detik.
Sebelum terjadi pada awal Desember 2022, tahun lalu Gunung Semeru juga mengalami Semeru yang cukup besar.
Hal ini tentu berbeda dengan Gunung Merapi dan Anak Krakatau yang umumnya letusannya akan terjadi empat tahun sekali.
Lantas, apa yang menyebabkan gunung berapi lebih sering erupsi dibandingkan dengan gunung lainnya, ya? Kita cari tahu bersama, yuk!
Pengaruh Lempeng Asal Gunung Api
Jauh di dalam bumi, suhunya sangat panas sehingga batu-batuan perlahan meleleh dan menjadi zat tebal yang mengalir disebut sebagai magma.
Karena lebih ringan dari batuan padat di sekitarnya, magma pun naik dan terkumpul di ruang magma.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Apa Bedanya Gunung Erupsi dan Gunung Meletus?
Beberapa letusan gunung berapi eksplosif dan lainnya tidak. Letusan ini bergantung pada komposisi magma.
Jika magma tipis dan cair meletus, ia akan mengalir keluar dari gunung berapi. Aliran lahar ini jarang menimbulkan korban karena gerakannya lambat.
Di sisi lain, jika magma bersifat tebal dan lengket, maka gas tidak bisa lepas dengan mudah dari puncak gunung.
Tekanan akan menumpuk sampai gas keluar dengan keras dan meledak. Di jenis letusan ini, magma meledak ke udara dan pecah jadi potongan kecil.
Melansir laman USGS, ukuran ledakan magma ini bisa bervariasi, mulai dari sekecil partikel abu hingga batu-batuan berukuran besar.
Gunung meletus karena ada pergeseran lempeng tektonik pada lapisan bumi. Pergerakan ini terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung.
Gerakan lempeng mengakibatkan tekanan pada dapur magma dan membuat magma itu terdorong hingga ke atas.
Lempeng bumi yang paling aktif adalah lempeng Pasifik. Sebagian besar gunung berapi paling aktif di dunia terletak di wilayah ini.
Dilansir dari Earth Sky, terdapat kurang lebih 450 gunung berapi di lempeng Pasifik sehingga ini erat kaitannya dengan sebutan ring of fire.
Nah, sering atau tidaknya gunung meletus ini ternyata juga dipengaruhi dari lempeng mana ia berasal, teman-teman.
Aktivitas Vulkanik yang Tinggi
Baca Juga: Meskipun Merugikan Manusia, Ternyata Erupsi Gunung Api Bisa Bermanfaat bagi Bumi
Penyebab lain yang mengakibatkan gunung meletus adalah adanya aktivitas vulkanik yang tinggi.
Peningkatan gempa vulkanik ini biasanya terjadi berkali-kali dan tercatat dalam seismograf, alat pengukur getaran gempa bumi.
Apabila aktivitas kegempaan vulkanik semakin banyak dan besar, maka gunung berapi bisa diperkirakan meletus dalam waktu dekat.
Sebaliknya, jika aktivitas vulkanik di gunung tersebut rendah, maka kecil kemungkinan gunung itu akan meletus.
Selain itu, penyebab gunung meletus selanjutnya adalah karena ada tekanan yang sangat tinggi.
Tekanan ini akan mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas, masuk ke saluran kawah dan keluar dalam wujud erupsi.
Jika di sepanjang perjalanan terdapat sumbatan yang menghalangi magma, maka bisa menimbulkan ledakan besar.
Semakin besar tekanan dan volume magma, maka semakin kuat pula ledakan yang mungkin terjadi.
Sementara itu, gunung yang jarang mengalami erupsi, biasanya tidak memiliki tekanan yang sangat kuat dan berbahaya.
Lempeng Bumi Saling Berdesakan
Selanjutnya, gunung bisa juga meletus diakibatkan oleh lempeng-lempeng bumi yang saling berdesakan atau saling menghimpit.
Baca Juga: Mengenal Mauna Loa, Gunung Berapi Aktif Terbesar yang Meletus Setelah Tidur Hampir 40 Tahun
Aktivitas lempeng ini bisa menyebabkan gempa vulkanik serta memicu peningkatan aktivitas geologi dari gunung berapi tersebut.
Aktivitas lempeng ini juga menyebabkan tekanan yang besar dan dorongan ke permukaan sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik.
Sebagai informasi, lempeng ini merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang setiap saat selalu bergerak.
Apabila gunung terletak di wilayah lempeng yang tidak terlalu aktif, akan menyebabkan gunung itu jarang meletus.
Pengaruh Jumlah Silika yang Berbeda
Tahukah teman-teman? Ternyata komposisi zat tertentu juga bisa menyebabkan gunung meletus lebih sering dibanding lainnya, lo.
Dilansir dari laman ABC, proporsi silika dalam magma akan menentukan seberapa besar atau kecil ledakannya.
Silika yang memiliki proporsi besar akan membuat magma lebih padat dan lebih banyak gas yang terperangkap.
Oleh karena itu, gunung berapi yang memiliki lebih dari 50 persen silika di magma memiliki kecenderungan meletus lebih tinggi.
Persentase silika yang terkandung dalam batuan jenis rhyolite ini umumnya lebih besar dari jenis batuan lainnya.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa beberapa gunung lebih sering erupsi daripada yang lainnya. Semoga bermanfaat, ya.
Baca Juga: Tercatat dalam Kondisi Siaga, Gunung Merapi Masih Timbulkan Gempa dan Awan Panas Guguran
----
Kuis! |
Apa yang dikeluarkan gunung api saat erupsi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,ABC,earth sky |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR