Keinginan makan manis saat stres diduga berkaitan dengan kortisol dalam tubuh.
Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa konsumsi gula menurunkan jumlah kortisol dan aktivitas hippocampus. Respons otak dalam menanggapi stres juga turut membaik.
Meski demikian, hubungan langsung antara asupan gula dengan stres masih perlu dikaji lebih lanjut, karena asupan gula bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi aktivitas hippocampus.
2. Makan Manis saat Stres Memberikan Energi untuk Otak
Otak membutuhkan energi agar bisa menjalankan fungsinya. Rata-rata, otak orang dewasa menggunakan 20 persen energi total yang dimiliki tubuh, sedangkan saat stres akan ada 12 persen tambahan energi yang dibutuhkan.
Sumber energi otak berasal dari karbohidrat, dan gula (glukosa) adalah jenis karbohidrat yang paling mudah diubah menjadi energi.
Kekurangan asupan karbohidrat, ditambah kondisi stres dan lapar, dapat menurunkan sejumlah fungsi otak. Salah satu fungsi otak adalah mengatur metabolisme tubuh, pencernaan, dan kemampuan berpikir.
Saat kekurangan glukosa, otak tidak dapat menjalankan fungsi ini karena terhalang oleh sejenis saraf di dalam hipotalamus.
Hal itulah yang membuat banyak orang ingin makan manis saat stres, agar otak memiliki cukup energi.
3. Gula Memunculkan Perasaan Bahagia
Asupan gula dapat membantu pelepasan hormon dopamin pada bagian otak yang disebut nucleus accumbens dan menimbulkan perasaan bahagia yang kuat.
Baca Juga: Penyebab Terasa Pusing Setelah Mengonsumsi Makanan Manis Terlalu Banyak dan Cara Mengatasinya
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | Kompas.com,klikdokter.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR