Bobo.id - Selat Malaka yang ramai sebagai tempat strategis perdagangan adalah salah satu tempat yang selalu masuk jika membahas sejarah Indonesia.
Indonesia yang dulu dikenal sebagai Nusantara mengalami perubahan berbagai peradaban karena aktivitas perdagangan yang terjadi di Selat Malaka.
Menurut Kompas.com, Nusantara dulunya tidak memiliki kerajaan, karena rakyatnya hidup berkelompok sebagai suku-suku.
Pedagang dari India dan Tiongkok yang membawa agama Hindu dan Buddha menyebabkan munculnya kerajaan bercorak Hindu Buddha.
Setelah itu, datangnya pedagang dari Timur Tengah yang membawa ajaran Islam pun menyebabkan pergantian peradaban dengan munculnya kerajaan Islam di Nusantara.
Lalu, mengapa semua pedagang menjadikan selat Malaka sebagai tempat strategis untuk perdagangan di era Nusantara?
Karakteristik Selat Malaka
Berikut ini adalah karakteristik Selat Malaka yang dirangkum dari Ilmu Geografi.com.
- Selat Malaka berada di antara Semenanjung Malaysia yakni di sekitar Singapura, Malaysia dan Thailand, dengan Pulau Sumatra (Aceh, Sumatra Utara, Riau dan Kepulauan Riau), Indonesia.
- Letak astronomis selat Malaka adalah 95' BT – 103' BT.
- Selat Malaka yang hanya memiliki lebar sekitar 2,4 km.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Bagaimana Karakteristik Selat Malaka Sebagai Jalur Perdagangan Internasional?
- Selat Malaka memiliki satu titik bernama selat Philip yang menjadi jalur pelayaran termacet dan terpenting di dunia.
- Selat Malaka memiliki panjang 800 kilometer dengan lebar 65 kilometer di selatan yang melebar ke utara hingga 250 kilometer.
Alasan Mengapa Selat Malaka Menjadi Tempat Strategis Perdagangan
1. Selat Malaka merupakan jalur utama yang menghubungkan antara timur dan barat.
Tidak heran, karena sebenarnya Selat Malaka ini sudah menjadi jalur utama sejak masa awal peradaban manusia di Nusantara.
2. Letak Selat Malaka adalah Jalur Sutra laut yang menguntungkan.
Jalur Sutra merupakan jalur perdagangan internasional kuno, yang menghubungkan peradaban Tiongkok di Timur dengan dunia Barat.
Penamaan jalur sutra mengacu pada perdagangan sutra semasa Dinasti Han (206 SM-220 M) karena saat itu hanya Tiongkok yang memproduksi sutra.
Jalur Sutra laut atau Jalur Sutra maritim yang menghubungkan daratan Tiongkok dengan negara Barat.
Jalur Sutra maritim ini melewati sejumlah lautan, seperti Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, hingga Laut Merah.
3. Selat Malaka adalah rute terpendek yang menghubungkan tiga wilayah, yaitu Nusantara, Tiongkok dan India.
Pedagang Tiongkok dan India memanfaatkan Selat Malaka untuk berdagang dan bersosialisasi.
4. Selat Malaka berada di dekat garis khatulistiwa.
Karena terletak di dekat garis khatulistiwa, Selat Malaka memiliki iklim tropis yang memudahkan para pedagang berbaur tanpa gangguan musim dingin yang membatasi pelayaran.
5. Pelayaran melalui Selat Malaka memiliki lebih sedikit risiko dan perlu lebih sedikit dana.
Pelayaran melalui selat Malaka memiliki risiko lebih kecil daripada melalui Samudra Hindia di timur Nusantara dan utara Australia.
Selain itu, pelayaran melalui selat Malaka memerlukan dana lebih sedikit daripada harus memutari Nusantara.
Nah, itulah 5 alasan mengapa Selat Malaka menjadi tempat ramai perdagangan dan tempat strategis untuk berdagang.
Tak hanya di era Nusantara, fungsi selat Malaka sebagai jalur perdagangan masih ada hingga sekarang, lo.
Indonesia, Malaysia, dan Singapura menjadikan rute selat Malaka untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Hal ini adalah salah satu strategi untuk memperpendek rute pelayaran perdagangan internasional.
Oleh sebab itu, di Selat Malaka telah dibangun pelabuhan dengan berbagai fasilitas modern untuk keperluan perdagangan ini.
Baca Juga: Bagaimana Bangsa Proto Melayu Masuk ke Wilayah Indonesia? Ini Asal-usulnya
----
Kuis! |
Di mana letak astronomis selat Malaka? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas,Ilmugeografi.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR