Senyawa theobromine digabungkan dengan kafein yang terkandung di dalam cokelat bisa memberikan efek stimulasi pada otak.
Senyawa phenylethylamine ini berperan untuk mendorong pusat kesenangan di otak manusia. Senyawa ini mudah dicerna oleh tubuh.
Sementara itu, gula dalam cokelat bisa mengirimkan sinyal ke otak yang memicu pelepasan bahan kimia yang berkaitan dengan kesenangan.
3. Cokelat Masuk Kelompok Sayuran
Tahukah teman-teman? Secara teknis, sebenarnya cokelat masih masuk dalam kategori sayur-sayuran, lo.
Dilansir dari Kompas.com, cokelat dihasilkan dari biji kakao yang tumbuh dalam buah yang dihasilkan pohon kakao.
Nah, pohon kakao sendiri adalah bagian dari keluarga Malvaceae, yang masih satu keluarga dengan okra dan kapas.
Pohon kakao sendiri disebut bisa hidup hingga 200 tahun lamanya. Namun, pohon itu hanya bisa memproduksi biji kakao selama 25 tahun saja.
Oleh karena itu, cokelat pada dasarnya masih merupakan satu kelompok 'sayuran'. Namun, kita tetap tidak boleh mengonsumsinya terlalu banyak.
4. Leleh Ketika Dimakan
Coba perhatikan, ketika teman-teman sedang mengonsumsi cokelat, maka cokelat itu akan leleh begitu saja di mulut. Kok bisa?
Baca Juga: 7 Makanan Spesial untuk Hari Ibu, Bisa Jadi Tanda Ungkapan Kasih Sayang
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR