Bobo.id - Saat hujan deras turun, maka kita akan bergegas untuk mencari tempat teduh untuk berlindung.
Beberapa dari antara kita juga memilih melanjutkan perjalanan dengan memakai jas hujan maupun payung yang dibawanya.
Hal itu merupakan naluri manusia ketika hujan sedang turun. Lalu, apa yang dilakukan burung ketika hujan?
Seperti kita tahu, burung melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan terbang. Mereka juga tak punya payung atau jas hujan.
Saat cuaca sedang cerah, teman-teman tentu sering melihat burung atau sekelompok yang beterbangan.
Sebaiknya, saat hujan, burung-burung yang terbang itu berkurang jumlahnya. Lalu, ke manakah burung itu pergi?
Cari tahu bersama, yuk!
Bulu Burung Bisa Menahan Air
Ketika hujan turun terus menerus, maka burung tidak punya pilihan lain selain terbang menembus hujan, teman-teman.
Alasannya, burung tetap butuh untuk mencari makan dan biasanya mereka akan terbang dalam jarak pendek di tengah hutan.
Sebagai informasi, saat burung terbang, air hujan tidak akan menyulitkan mereka dan memberatkan bulu mereka, kok.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Burung Emu, Burung Terbesar Kedua yang Tidak Bisa Terbang
Bulu burung diketahui tidak akan menyerap air hujan karena permukaan bulunya yang dilapisi oleh minyak.
Burung akan menggunakan paruhnya untuk mengambil minyak dari kelenjar bulunya yang terletak di dekat ekor dan mengoleskan ke seluruh tubuh.
Selain tidak membuat bulu burung menjadi berat, lapisan minyak di bulunya ini juga akan membuat kulitnya terlindungi dari air.
Bahkan, ada beberapa burung yang akan memproduksi lebih banyak minyak di bulunya untuk melindungi tubuh dari air hujan.
Hal inilah yang membuat teman-teman masih sering menjumpai burung sedang terbang ketika hujan gerimis dan tidak terlalu deras.
Ke Mana Burung Pergi Saat Hujan?
Hujan yang turun ternyata sangat memengaruhi kebiasaan terbang bagi sebagian burung, teman-teman.
Burung sebenarnya tetap bisa terbang di tengah hujan, namun tentu saja hujan akan memengaruhi kemampuan terbang mereka.
Inilah sebabnya, sebagian burung ada yang memilih untuk tidak terbang dan diam di suatu tempat saat hujan sedang turun.
Ketika sedang hujan, beberapa burung akan memilih untuk bertengger di pohon atau di kabel listrik dan menunggu hujan reda.
Namun tidak semua burung akan berteduh saat hujan turun. Ada pula burung yang tetap memilih terbang saat sedang hujan.
Baca Juga: 8 Burung yang Tidak Bisa Terbang, Ada Kasuari hingga Penguin
Ada beberapa burung yang justru sangat menyukai air sehingga malah merentangkan bulu untuk memastikan terkena air.
Namun, burung-burung yang memilih untuk terbang akan menempuh perjalanan yang pendek untuk mencari makanan.
Beberapa burung yang lebih besar, seperti angsa, bebek, dan camar sering menjadi penerbang hujan bahkan saat hujan lebat.
Sementara itu, burung berukuran kecil lebih memilih untuk berteduh. Sebab, burung kecil berisiko mengalami hipotermia.
Jadi saat hujan deras, burung kecil sering ditemukan bersembunyi di bawah semak dan di pepohonan yang lebat.
Mereka juga dapat memilih untuk berkumpul bersama untuk mendapatkan kehangatan dan perlindungan dari hujan.
Air Bukan Penyebab Burung Sulit Terbang
Kita mungkin menganggap burung tidak terbang di tengah hujan karena air akan menyulitkan mereka untuk terbang.
Namun, sebenarnya air hujan itu tidak mengambat burung secara langsung saat mereka sedang terbang, lo.
Ternyata yang menyulitkan burung untuk terbang adalah penurunan tekanan udara yang terjadi saat hujan dan badai.
Saat hujan turun, kondisi ini bisa menyebabkan tekanan udara menjadi kurang padat dan juga rapat, teman-teman.
Baca Juga: Mengapa Burung Flamingo Suka Berdiri dengan Satu Kaki? Ternyata Ini Sebabnya
Molekul udara jumlahnya menjadi lebih sedikit. Hal ini akan membuat burung akan lebih sulit untuk terbang.
Hal ini disebabkan karena bergerak di area yang bertekanan rendah akan membutuhkan lebih banyak energi dan tenaga.
Saat angin sedang kencang, perjalanan terbang yang dilakukan oleh burung menjadi sangat berbahaya.
Makanan juga cenderung lebih sedikit selama badai, yang berarti terbang di tengah hujan, meskipun memungkinkan tidak selalu disukai.
Hal inipun juga dialami oleh burung laut yang merupakan salah satu penerbang terkuat dan tidak asing dengan air.
Beberapa dari mereka umumnya akan mengambil jalan memutar untuk menghindari badai. Sementara yang lain menuju ke daratan.
Inilah sebabnya banyak burung yang akan memilih untuk berteduh dan berhenti terbang untuk sementara.
Stres Ketika Hujan Turun
Sebuah penelitian yang dilakukan pada burung di hutan hujan Kosta Rika menunjukkan kalau ternyata hujan bisa membuat burung menjadi stres.
Hal ini terlihat dari hasil tes darah beberapa jenis burung di hutan hujan Kosta Rika. Hasilnya menunjukkan kadar stres burung jadi lebih tinggi.
Beberapa burung diketahui lebih rentang dibandingkan burung lain, salah satunya burung manakin putih.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Gagak, Burung Hitam yang Sering Ada di Cerita Dongeng #MengdongenuntukCerdas
Hormon stres di tubuhnya lebih tinggi ketika hujan, begitu pula kadar bahan kimia yang mengindikasikan burung membakar lemak cadangan.
Meski begitu, sebenarnya tidak semua burung atau semua hewan merasa stres saat hujan turun, teman-teman.
Karena, beberapa burung justru menganggap kalau hujan adalah kesempatan mereka untuk mandi dan bermain air.
Dilansir dari Live Science, ada pula beberapa burung yang memiliki ketahanan lebih dalam menghadapi hujan.
Burung berkicau seperti murai, currawong, dan burung peri adalah beberapa burung yang paling kokoh karena memiliki kaki yang kuat.
----
Kuis! |
Di mana letak kelenjar minyak pada burung? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR