Bobo.id - Kementrian Kesehatan mengungkapkan bahwa Kabupaten Garut, Jawa Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri.
Status KLB ini ditetapkan setelah adanya kematian warga yang diduga akibat terpapar difteri dalam rentang 6-19 Februari ini.
Penetapan status KLB virus difteri ini bertujuan untuk memberitahukan masyarakat bahwa situasi sudah darurat.
Hal ini merupakan bagian dari penanganan difteri agar kasusnya tidak meluas. Sebab, difteri termasuk penyakit yang dapat menular dengan cepat.
Selain menetapkan KLB, pencegahan meluasnya difteri juga dilakukan dengan melakukan protokol kesehatan dan membuat posko KLB difteri di puskesmas.
O iya, difteri sendiri bukan hal baru di dunia kesehatan. Penyakit ini memang dikenal salah satu penyakit menular yang harus diwaspadai.
Apa Itu Difteri?
Difteri merupakan penyakit menular yang dapat dengan mudah disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka.
Penyakit ini bisa menyerang orang dari segala usia dengan tingkat kematian sebanyak 20% pada pasien di bawah 5 tahun atau di atas 60 tahun.
Difteri sering terjadi di negara-negara berkembang dengan tingkat vaksinasi yang rendah, termasuk salah satunya Indonesia.
Bahkan sejak tahun 2018, WHO melaporkan kalau Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami peningkatan isu difteri, lo.
Baca Juga: Sudah Mulai Mewabah, Apa Itu Difteri dan Bagaimana Gejalanya?
Penyakit karena infeksi bakteri corynebacterium diphteriae ini umumnya menyerang sistem pernapasan atas dan tenggorokan.
Kondisi ini menyebabkan selaput jaringan mati dan menumpuk di tenggorokan dan amandel hingga pengidapnya kesulitan bernapas dan menelan.
Pada tahap lanjut, bakteri ini juga bisa menghasilkan racun yang berisiko menimbulkan gangguan pada beberapa bagian tubuh lain.
Bahkan, difteri bisa berpotensi mengancam jiwa bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Inilah alasan penetapan KLB.
Faktor Risiko Penularan Difteri
Difteri merupakan penyakit yang bisa menular melalui partikel di udara, benda pribadi, air liur, hingga menyentuh luka.
Risiko penularan difteri ini dapat meningkat pada orang-orang yang belum mendapatkan vaksinasi. Berikut ini faktor risiko penularannya:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Gaya hidup tidak sehat.
- Lingkungan dengan kebersihan dan sanitasi yang buruk.
- Tinggal di pemukiman padat penduduk.
Baca Juga: Kita Rentan Terkena Sakit Tenggorokan Saat Puasa, Kenali Berbagai Penyebab Sakit Tenggorokan, yuk!
- Anak-anak di bawah usia lima tahun.
- Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri.
Gejala Difteri
Gejala orang yang mengalami difteri umumnya akan muncul dua sampai lima hari setelah seseorang terinfeksi.
Apabila muncul gejala, biasanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel pasien.
Selain itu lapisan abu-abu di tenggorokan, gejala lain yang bisa muncul setelah bakteri menyebar ke aliran darah, antara lain:
- Demam dan menggigil
- Nyeri tenggorokan dan suara serak
- Lemas dan lelah
- Pilek yang awalnya cair dan bisa berlanjut hingga bercampur darah
- Batuk yang keras
Baca Juga: Apa Itu Penyakit Difteri?
- Gangguan penglihatan
- Sulit bernapas atau napas yang cepat
- Kulit pucat dan dingin, berkeringat, dan jantung berdebar cepat.
Perlu diperhatikan, pada beberapa orang yang mengalami difteri ringan, umumnya tidak ada tanda dan gejala yang jelas sama sekali.
Pada kasus seperti ini, orang umumnya tidak menyadari jika terkena difteri dan masih bisa menularkannya ke orang lain.
Untuk itu, diperlukan langkah pencegahan agar tidak mudah terkena difteri. Memang, bagaimana caranya, Bo?
Satu-satunya pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan imunisasi difteri. Ini adalah vaksinasi wajib yang diberikan pada balita.
Untuk itu, teman-teman bisa coba untuk menanyakan pada orang tua terkait pernah atau tidaknya imunisasi difteri saat balita.
Selain mendapatkan vaksin, kebersihan lingkungan juga perlu diperhatikan, terutama pada pemukiman penduduk dan sanitasi yang kurang bersih.
Nah, itulah informasi tentang gejala difteri yang tengah jadi KLB di Garut. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
Baca Juga: Waspada Gizi Buruk, Campak, dan Difteri
----
Kuis! |
Apa nama bakteri yang menyebabkan difteri? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Alodokter.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR