Bagaimana Cahaya Ini Terbentuk?
Ketika komet-komet lewat dekat dengan matahari, maka radiasi matahari akan menyebabkan komet melepaskan debu dan partikel es.
Debu dan partikel es ini kemudian bertahan di sekitar matahari, dan terlihat seperti 'ekor' pada bintang jatuh.
Bagian 'ekor' komet yang tumbuh dan cahaya yang mengelilinginya dinamakan koma.
Selain partikel debu dan es tersebut, sumber debu lain juga berasal dari tabrakan antara asteroid di sabuk asteroid.
Asteroid tersebar di seluruh bagian langit, namun yang paling banyak terdapat di sabuk asteroid, yaitu sekitar 750.000 asteroid.
Kemudian debu asteroid akan menyebar mengelilingi matahari dalam bentuk piringan datar yang berputar perlahan di sekitar bintang.
Partikel-partikel inilah yang kemudian memantulkan sinar matahari yang jatuh ke atasnya, sehingga menciptakan cahaya zodiak.
Faktanya, fenomena cahaya zodiak atau piramida cahaya ini juga akan terjadi pada akhir Agustus hingga awal November, dan terlihat di belahan bumi Utara.
Menurut space.com, alat terbaik yang dapat menangkap fenomena unik ini yaitu teropong dengan sudut lebar pembesaran rendah,
Jika ingin mengambil foto, gunakan kamera terbaik dengan lensa terbaik untuk dapat menangkap gambar yang jelas.
Baca Juga: Berhasil di Misi Pertamanya, Begini Hebatnya Pesawat Artemis 1 Orion NASA
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR