Bobo.id - Teman-teman, adakah di antara kamu yang pernah mengikuti rangkaian upacara adat di Yogyakarta?
Sama seperti daerah lainnya, di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih sering dilaksanakan upacara adat pada momen-momen tertentu.
Upacara adat atau disebut upacara tradisional, merupakan aktivitas penduduk lokal sebagai bentuk perayaan atau peringatan hari penting yang berhubungan dengan budaya daerah tersebut.
Daerah yang masih melaksanakan upacara adat adalah daerah yang sadar dan mau mengupayakan pelestarian budaya.
Pada pelajaran tematik kelas 4 SD tema 8, teman-teman diminta menyebutkan contoh upacara adat dari Yogyakarta.
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan berikut ini!
Upacara Adat dari Yogyakarta
1. Nyadran
Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, tradisi atau upacara adat Nyadran umumnya bertujuan untuk mendoakan leluhur terdahulu.
Kata nyadran berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Sraddha, yang berarti 'keyakinan'. Upacara ini juga sering disebut Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah.
Tradisi ini sebenarnya dilakukan oleh seluruh masyarakat Jawa. Biasanya pelaksanaan Nyadran bertepatan dengan bulan Sya'ban (Kalender Hijriyah).
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 8, Bagaimana Cara Melestarikan Cerita Rakyat?
Masyarakat Yogyakarta biasanya melaksanakan Nyadran menjelang datangnya bulan Ramadan.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan selama upacara Nyadran, seperti membersihkan makam, kirab budaya, ujub, doa, dan kembul bujono.
Upacara Nyadran ini mengingatkan masyarakat Yogyakarta untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa serta melestarikan budaya gotong royong sesama warga.
2. Sekaten
Upacara adat Sekaten adalah upacara adat yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.
Umumnya, Sekaten dilaksanakan satu tahun sekali, setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi'ul Awal (Kalender Jawa).
Upacara Sekaten sudah dilakukan oleh nenek moyang orang Jawa sebagai bentuk selamatan atau sesaji untuk leluhur pada masa berkembangnya agama Hindu.
Setelah masuknya agama Islam, Sekaten digunakan untuk menyebarkan agama Islam dengan kesenian gamelan.
Upacara adat Sekaten dilakukan selama tujuh hari, dimulai dengan nabuh gamelan, pemindahan gamelan ke halaman Masjid Besar, hadirnya Sri Sultan, kemudian pengembalian gamelan Sekaten ke Kraton.
Puncak upacara Sekaten dikenal dengan nama Grebed Muludan, dimulai pukul 08.00-10.00 WIB dengan iringan bregada (kompi) prajurit Kraton.
Pada puncak acara ini, ada sebuah gunungan besar berisi beras ketan, makanan, buah, sayur yang dibawa dari Istana Kemandungan ke Masjid Agung untuk didoakan.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 8, Contoh Lagu Daerah dari Jakarta
Setelah didoakan, masyarakat dapat mengambil sebagian dari isi gunungan tersebut untuk ditanam di ladang atau sawah sebagai berkah.
3. Labuhan/Larungan
Labuhan berasal dari kata 'labuh' yang sinonimnya larung, yaitu membuang sesuatu ke dalam air (sungai atau laut).
Upacara adat ini dilakukan masyarakat Yogyakarta sebagai bentuk ucapan syukur dan doa keselamatan.
Upacara Labuhan biasanya diselenggarakan sebelum hari penobatan Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan.
Ketika melaksanakan upacara ini, masyarakat akan membawa sesaji yang dibuat oleh dapur Kraton, yaitu pawon Sekalanggen dan pawon Gebulen.
4. Gejog Lesung
Upacara Gejog Lesung adalah upacara adat yang umumnya dilakukan masyarakat Yogyakarta untuk menyambut gerhana.
Ketika upacara ini dilaksanakan, maka beberapa orang diminta untuk menumbuk lesung (tempat untuk menumbuk padi) secara berulang dengan irama tertentu.
Menurut kepercayaan dan mitologi Jawa, ketika gerhana terjadi, akan ada raksasa yang memakan matahari atau bulan.
Oleh karena itu, lesung harus dibunyikan secara serentak dengan keras untuk mengusir raksasa tersebut.
----
Kuis! |
Bahasa apa yang digunakan sebagai inspirasi kata Nyadran? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | jogjaprov.go.id |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR