Bobo.id - Kerajaan Majapahit tentu nama yang sudah tidak asing bagi teman-teman, karena kerajaan ini adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir.
Kali ini pada materi IPS kelas VII SMP, kita akan mengenal penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit termasuk kerjaan Hindu-Buddha yang terkenal karena sempat memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Kerajaan yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur ini berdiri pada tahun 1293 dan didirikan oleh Raden Wijaya.
Namun, layaknya kerajaan Hindu-Buddha lainnya, masa kejayaan kerajaan ini tidak berlangsung lama.
Pada tahun 1478 kerajaan ini harus runtuh karena beberapa penyebab dari meninggalnya dua tokoh penting hingga perebutan kekuasaan.
Berikut akan dijelaskan lima faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit.
1. Meninggalnya 2 Tokoh Penting
Meninggalnya dua tokoh penting yaitu Patih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk merupakan awal mula runtuhnya Kerajaan Majapahit.
Patih Gajah Mada adalah tokoh yang memiliki peran penting pada kejayaan dan perluasan wilayah Kerajaan Majapahit.
Patih Gajah Mada terkenal dengan sumpah yang disampaikannya untuk membawa Kerajaan Majapahit memiliki wilayah kekuasaan yang luas.
Baca Juga: 19 Daftar Nama Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, dari Kutai hingga Majapahit
Namun, sayangnya di puncak kejayaan Majapahit, Patih Gajah Mada meninggal pada tahun 1364 dan digantikan oleh Gajah Enggon yang merupakan bawahan Patih Gajah Mada.
Namun, Gajah Enggon dianggap kurang cakap hingga kerajaan mengalami kemerosotan.
Tidak lama setelah Patih Gajah Mada meninggal, Raja Hayam Wuruk yang saat itu memerintah juga berpulang.
Sekitar 25 tahun setelah wafatnya Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk meninggal pada 1389.
Meninggalnya Raja Hayam Wuruk memperparah keadaan hingga Kerajaan Majapahit semakin menurun.
2. Perebutan Takhta
Penyebab lain runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah adanya perebutan takhta setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk.
Perebutan takhta ini terjadi antara Bhre Wirabhumi yang merupakan anak dari selir Raja Hayam Wuruk melawan menantu Raja Hayam Wuruk yaitu Wikramawardhana.
Perebutan takhta ini menyebabkan perpecahan dalam keluarga kerajaan dan para bangsawan.
3. Perang Paregreg
Terjadinya Perang Paregreg juga turut memperparah keadaan yang membuat Kerajaan Majapahit tidak bisa bertahan.
Baca Juga: Mengapa Kutai Menjadi Kerajaan Tertua dan Majapahit Menjadi Kerajaan Terakhir?
Perang Paregreg adalah perang saudara akibat adanya perpecahan dalam keluarga kerajaan.
Perebutan kekuasaan pun berujung pada peperangan antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana yang terjadi pada tahun 1404 hingga 1406.
Tentu saja peperangan yang terjadi membawa banyak kerugian dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
4. Berdirinya Kerajaan Demak
Kemunculan Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah juga menjadi penyabab Kerajaan Majapahit menjadi semakin redup.
Pada tahun 1518, Kerajaan Demak dibawah kepemimpinan Patih Unus yang merupakan raja kedua melakukan sarangan pada Majapahit.
Pada seerangan pertama, Kerajaan Majapahit masih bisa bertahan, lalu pada tahun 1527 Kerajaan Demak kembali melakukan seerangan dibawah kepemimpinan Sultan Trenggono.
Serangan kedua ini yang membuat Kerajaan Majapahit langsung runtuh dan kehilangan eksistensinya.
5. Pengaruh Agama Islam
Penyebab lain yang membuat keruntuhan Kerajaan Majapahit semakin parah adalah adanya pengaruh Islam yang masuk ke Pulau Jawa.
Agam Islam berkembang pesat di Pulau Jawa pada abad ke-15 berbarengan dengan masa terpuruknya Kerajaan Majapahit.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Tertua dan Terbesar di Indonesia
Adanya agama Islam membuat pandangan masyarakat Jawa menjadi lebih modern termasuk masyarakat yang ada di Majapahit.
Nah, itu beberapa alasan runtuhnya Kerajaan Majapahit yang sempat menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.
(Foto: Crative Commons/Anandajoti Bhikkhu)
----
Kuis! |
Di mana lokasi Kerajaan Majapahit berada? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR